Menangkap Isu Viral Menjadi Opini, Emang Bisa?

Juli 12, 2022
4 komentar

 

Tepat seminggu yang lalu, kami seluruh peserta OPREC ODOP Batch 10 mendapat kesempatan untuk belajar bagaimana menulis sebuah gagasan menjadi sebuah tulisan yang enak untuk dibaca, khususnya sebagai blogger, tulisan apik memiliki daya tarik tersendiri untuk pembaca yang singgah ke blog kita. Yap, materi keren seputar bagaimana menulis opini yang bagus dibahas tuntas oleh pakarnya – Mba Utami Ningsih.

Karena jujur, saya sedikit merasa kesulitan untuk menulis opini. Maka, kelas menulis opini tidak akan saya lewatkan. Begitu juga dengan materi yang sangat lengkap, tak akan saya biarkan menguap begitu saja. Kali ini, saya akan merangkup poin-poin penting tentang bagaimana menulis sebuah opini yang ciamik dan disukai pembaca. Apa saja? Yuk! Baca dan simak sampai habis, ya…

Apa sih, yang dimaksud dengan tulisan berbentuk opini?

Tulisan Opini adalah tulisan berisi gagasan atau pendapat pribadi yang dibuat untuk merespons suatu kejadian atau berita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Opini adalah : Pendapat, pikiran, gagasan.

Karena opini bersifat gagasan, maka tidak heran jika ciri-ciri opini biasanya: subjektif, argumentatif dan tanggapan atas suatu peristiwa atau fenomena yang terjadi.

Opini adalah salah satu contoh tulisan nonfiksi yang memiliki manfaat melatih daya berpikir kritis kita sebagai penulis, juga sebagai wadah untuk kita menuangkan pendapat pribadi terhadap suatu hal yang sedang viral. Contohnya, seperti tragedi yang dialami oleh Ibu Kanti Utami, banyak dari kita yang langsung berkomentar tentang apa yang beliau alami, ada yang berkomentar lewat sosial media masing-masing, ada juga yang berkomentar melalui kolom komentar akun Instagram lambe-lambean. Bagi saya, berkomentar paling elegan ialah mengomentari suatu tragedi viral lewat tulisan opini pada sebuah blog.

Dalam menulis opini, pastinya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : peka terhadap isu/kabar, sebaiknya tulis sesuatu yang diketahui atau dikuasai, tulisan berdasarkan pendapat pribadi/ sesuai sudut pandang pribadi, memiliki pesan utama, memiliki argumen yang kuat, bersifat relevan,menggunakan gaya Bahasa menyesuaikan dengan target pembaca, dan memasukkan data, fakta, ataupun cerita yang menjadi titik awal lahirnya opini.

Setelah mengikuti kelasnya, saya menyimpulkan bahwa dalam menulis sebuah opini, hal paling mendasar yang harus dilakukan adalah rajin membaca bacaan serupa. Tidak relevan rasanya, jika kita ingin mahir menulis opini, namun, isi keranjang bacaan kita justru puisi atau cerpen. Dengan rajin membaca tulisan-tulisan opini, secara tidak langsung kita akan terbiasa dengan paparan khas yang dimiliki tulisan opini, bukan?

Selain itu, peka melihat sekitar juga merupakan kiat yang dapat kita praktikkan untuk menulis sebuah opini. Meski opini harus menyertakan data, fakta yang kuat, bukan berarti Ketika menulis opini esensi dari pikiran atau pendapat pribadi kita justru menghilang. Jangan sampai pula, lebih banyak data yang dipaparkan ketimbang pendapat kita sebagai penulis.

Lalu, ada yang bertanya, apakah opini sama dengan artikel atau esai? Jawabannya, iya sama. Artikel dan esai umumnya juga menampilkan data dan fakta terhadap suatu yang dibahas. Kemudian, ada lagi yang bertanya, bagaimana dengan ulasan? Apakah ulasan masuk kategori opini? Jawabannya tidak ya sobat HujanPena. Karena, umumnya ulasan digunakan untuk mengulas secara detail tentang suatu produk, film, buku, yang menuliskan sisi kelebihan dan kelemahannya. Jarang menampilkan pendapat kita pribadi Ketika menuliskan sebuah ulasan.

“jangan pernah lupakan, kamu tidak akan bisa menulis dengan baik, kalau kamu tidak suka membaca!” -Maman Suherman-

Dari penjelasan di atas, sepertinya mulai sekarang saya harus sering-sering membaca tulisan-tulisan opini, deh, agar lebih mahir dalam menulis opini. Kalau sobat HujanPena lainnya, ada tips apa nih untuk mahir menulis sebuah opini? Tulis di kolom komentar, ya…

 

Komentar

  1. menulis opini ini sama dengan mengasah otak mba. sebab penulis disuruh mengemas pendapat dari khasanah ilmu yang di dapat. ini berkaitan sekali dengan peran bloger, apalagi jika ikutan lomba, lama-lama skill menulis akan terasah. KArena penulis itu harus merasakan tulisan semua genre

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju Kak Windi. Beberapa kali menulis tulisan nonfiksi selain opini pun lama kelamaan skill menulis saya terasah. Tetap semangat kita ya Kak Windi

      Hapus
  2. Kemarin baru ajah ada materi ini di odop, sekarang baca ini, rasanya semakin diingatkan dengan materi ini, makasih ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kembali kasih.. Senang kalau pembaca juga senang.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer