Memahami Unsur Intrinsik dalam Cerpen

Juli 02, 2022
5 komentar

 

Cerpen adalah salah satu karya sastra nonfiksi yang paling banyak diminati untuk dibaca, dengan panjang berkisar 300-3000 kata, cerpen sangat cocok menjadi teman di weekend kamu lho sobat HujanPena.

Dan saat ini, sudah banyak sekali tema-tema cerpen yang bisa kamu pilih sesuai mood dan minat kamu. Kalau saya pribadi, saya lebih suka membaca cerpen yang minim dialog, sering disebut monolog. Karena lewat narasinya, majinasi saya terasah untuk membayangkan situasi yang terjadi.

Seperti yang kita tahu, banyak sekali manfaat membaca tulisan nonfiksi untuk meningkatkan kemampuan otak dan komunikasi kita, durasi membaca cerpen juga tidak banyak, karena cerpen memang didesain sebagain bacaan “sekali duduk”, untuk sobat HujanPena yang tidak memiliki waktu banyak, rasanya, membaca cerpen adalah pilihan yang tepat.

Tapi, kali ini saya tidak akan membahas tema-tema cerpen apa yang lagi happening, atau memberi beberapa daftar judul cerpen yang wajib kamu baca, lho ya…, saya ingin berbagi ilmu seputar Unsur- Intrinsik dan Ekstrinsik pada Cerpen yang dibawakan oleh Kak Marwita Okta-Anggota Komunitas One Day One Post batch 7 sekaligus cerpenis ternama.

Dan, sebagai pengikat ilmu bermanfaat yang nantinya bisa saya baca-baca kembali, sekaligus menjadi referensi untuk adik-adik kelas VII (Tujuh) dan IX (Sembilan) Sekolah Menengah Pertama yang mungkin sedang diberi tugas membuat cerpen oleh guru Bahasa Indonesia, semoga artikel ini dapat membantu dan dibaca sampai habis, ya..



Apa saja Unsur Intrinsik dalam cerpen?

Seperti kita tahu, cerpen yang enak dibaca pasti memiliki tema dan alur yang jelas, tidak berbelit apalagi bertele-tele. Berikut ada tujuh unsur instrinsik cerpen yang akan saya bahas. Apa saja? 

  • 1.    Tema

Dalam menulis apapun, baik fiksi atau nonfiksi, tema ini sangat penting, agar isi cerita yang akan dituliskan tidak melebar kemana-mana, mengerucut ke satu tema yang diminta atau yang ingin dibuat saja. Dan perlu diingat sobat, tema ini tidak sama dengan judul ya, dari satu tema, kita bisa membuatnya menjadi beberapa judul tulisan. Seperti contoh : tema Pahlawan, maka sobat bisa membuat banyak judul lain yang berkaitan dengan tema pahlawan, misal judulnya, Sang Agen Perubahan, atau Malaikat tak Terlihat.

  • 2.    Alur

Ketika menulis sebuah cerita, maka kita perlu menentukan alurnya mau bagaimana, apakah terus maju, ceritanya berlanjut, terlihat progress kelanjutannya. Atau mundur, dengan menampilkan kilas balik awal mula atau sebab cerita ini ada. Bisa juga maju-mundur, sering disebut campuran, dimana Ketika menggunakan alur ini, pembaca harus pandai memahami jalan ceritanya, satu paragraf membahas kelanjutan, dua paragraph lagi mengisahkan kilas baliknya. Sejauh ini, membuat cerpen paling mudah ialah dengan menggunakan teknik alur maju, penulis dan pembaca sama-sama mudah untuk memahaminya.

  • 3.    Latar

Di bagian ini, penulis memberi gambaran latar tempat, latar waktu, dan latar suasana guna mendukung pembaca untuk berimajinasi. Contoh latar waktu yang biasa digunakan ialah : Pagi ini, Ayah dan Ibu seperti biasa sibuk dengan rutinitas harian mereka, kegiatan ini biasanya berlangsung sampai pukul depalan pagi saja..

  • 4.    Sudut Pandang

Sudut Pandang terbagi menjadi tiga bagian yaitu, sudut pandang orang pertama, menggunakan kata Aku di dalam cerita. Lalu, sudut pandang kedua, menggunakan kata Kamu dan yang terakhir adalah sudut pandang orang ketiga, menggunakan kata Kalian atau menceritakan orang lain dengan menggunakan nama.

Sejauh ini, sudut pandang orang pertama dan ketiga lah yang dinilai mudah untuk dipraktikkan saat menulis cerpen dibanding sudut pandang orang kedua, tapi bukan berarti tidak ada cerpen yang tidak menggunakan sudut pandang ini. Cerpen karya bunda Muna Masyari salah satunya.

  • 5.    Gaya Bahasa

Dalam pemilihan gaya Bahasa sebenarnya bergantung ke penulis masing-masing, ada yang menggunakan gaya Bahasa puitis, penuh dengan majas dan perumpaan, ada pula yang menggunakan gaya Bahasa sehari-hari. Selain tergantung kepada penulis, gaya Bahasa ini juga bergantung kepada target pembaca kita. Tidak mungkin kan, anaka remaja, atau cerpen teenlit disampaikan dengan gaya Bahasa penuh majas? Pasti lah menggunakan Bahasa yang mudah dicerna. Sedangkan untuk gaya Bahasa yang apik dengan majas serta puitis, umunya dijumpai pada cerita-cerita sejarah atau karya-karya sastrawan tempo dulu.

  • 6.    Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah orang yang berperan dalam cerita tersebut, sedangkan penokohan adalah gambaran karakter yang disajikan penulis lewat narasi. Menjelaskan karakter tokoh juga bisa menggunakan dialog antar tokoh lainnya, lho sobat..

  • 7.    Amanat / Pesan

Untuk unsur yang satu ini, biasanya kita dapatkan di akhir paragraph, ya. Namun, tak jarang pula kita menemukannya di awal paragraph pembuka, yang nantinya alur cerita yang dipakai ialah alur mundur, ada juga yang menyematkan pesan/amanat di tengah-tengah cerita dan di dalam dialog, karena sejatinya, meletakkan amanat di akhir paragraf adalah teknik lama.

 

Alhamdulillah… seluruh unsur intrinsik dalam cerpen telah kita bahas tuntas. Bagaimana sobat HujanPena? Mulai tercerahkan? Setelah membaca penjelasan unsur intrinsik ini, semoga sobat HujanPena mampu mengaplikasikannya ke dalam tulisan kalian, ya..

Sampai jumpa di artikel menarik lainnya..👋

Komentar

  1. Unsur intrinsik dalam sebuah cerita berarti unsur-unsur yg tersirat dan juga tersurat klo gitu yaa
    .thks ka SDH dibuatkan rangkuman.

    BalasHapus
  2. Sudut pandang orang kedua kayaknya susah sekali ya mbakk😅
    Jadi berasa mengulas materi. Semangat terus mbak!

    BalasHapus
  3. Kemarin di odop materi ini sekarang aku baca materi ini, serasa diingatin terus sama materi ini, makasih ya mbak. Btw emang bener sih mbak sudut pandang orang kedua itu susah banget

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer