Dark Desire - Chapter One
Cerita Bersambung : Dark
Desire
Chapter One
Menjadi anak korban perceraian
sungguh dilematis. Tak jarang mereka merindukan saudara kembarnya atau
merindukan sosok orang tua yang tidak berada di sisi. Itu yang dialami Rana
Putri Adijaya, anak dari Adijaya Bratama dan Sonya Adelia. Rana memiliki
saudara kembar dengan jenis kelamin yang sama, Rini Putri Adijaya. Pernikahan
kedua orang tua mereka telah kandas sejak dua puluh tahun yang lalu. Rana
diasuh oleh Adijaya dan Rini diasuh oleh Sonya Adelia. Pasca bercerai, Sonya
terbang ke London, membawa serta Rini putrinya. Perceraian mengakibatkan
komunikasi antara Rini dan Rana terputus, juga percakapan antara anak dengan
orang tua.
Malam itu, bayangan Rana yang
sedang berdiri di balkon kamarnya terlihat oleh Adijaya. Rana senang sekali
memandangi indahnya sinar rembulan lewat balkon kamarnya, “Kamu sedang mikirin
apa, Sayang?” tanya Adijaya. Dia yang baru saja tiba dari kantor, melihat ada
gurat kesedihan dari wajah putri kesayangannya. “Enggak ada, Pa. Cuma kangen
aja sama Mama, kenapa ya Pa, Mama enggak pernah nelpon Aku?” ujar Rana yang
berbalik bertanya pada Adijaya yang dibalas dengan ekspresi kikuk. “Aku rindu
banget sama Rini, Dia apa kabar ya, Pa? Pasti enak banget tinggal di London.”
Pertanyaan serupa sering Rana
sampaikan pada Adijaya, terlebih saat tanggal ulang tahun mereka, Rana selalu
menyiapkan dua kado yang sama, untuknya dan untuk Rini. Akan tetapi, Adijaya
merasa ada yang berbeda dengan pertanyaan Rana kali ini. Dia seolah ingin
sekali bertemu dengan saudara kembarnya, tapi apakah Rini merasakan hal yang
sama? Sejak kecil, Adijaya dapat melihat karakter yang berbeda dari mereka
berdua, meski memiliki wajah 99% identik, sebagai seorang Papa, Adijaya tahu
bagaimana perangai anak-anaknya. Rana memiliki hati yang lembut, penuh kasih
yang kian menambah kecantikannya setiap waktu. Prestasi yang gemilang ia
dapatkan dari hasil kerja keras dan sikapnya yang selalu membumi, meski ia
dilahirkan dari keluarga kaya, tak pernah sedikit pun ia memamerkan kekayaannya
demi pengakuan manusia. Sikap Rana berbanding terbalik dengan Rini, sejak
kecil, Rini selalu mengusahakan apapun yang ia inginkan dengan berbagai cara,
meski cara yang dipilih bukanlah cara yang tepat.
Dua bulan lagi, tepat dua puluh
delapan tahun usia kedua putri kembarnya. Adijaya merasa sudah saatnya ia
menyiapkan hak waris untuk anak-anaknya kelak, karena bagaimanapun juga, Rini merupakan
anak kandungnya juga, cepat atau lambat Rini akan kembali ke Indonesia untuk
meminta haknya.
“Hari ini temani Papa ketemu Om
Bram, ya! Ada yang mau Papa urus,” ucap Adijaya pada Rana saat di meja makan
pagi itu.
“Om Bram? Papa mau ngapain?
Ngurus hak waris untuk Aku dan Rini? Ih … Papa nih, Papa masih sehat bugar
gini,” jawab Rana seraya geleng-geleng kepala seolah tahu tujuan sang Papa.
Adijaya sadar, bahwa kematian dan
kehidupan setiap manusia tiada yang tahu. Lebih baik menyelesaikannya dari
sekarang, ia tidak ingin suatu saat nanti Rana justru akan disakiti oleh
saudara kembarnya sendiri hanya karena ketidaksiapaannya.
***
“Pa, ada yang mau kenalan sama
Papa nih.”
Wajah tegap berisi dengan dada
bidang serta style ala lelaki metropolitan mengenakan kemeja biru dengan jas berwarna
navy dan celana senada berdiri di hadapannya.
“Selamat malam, Om. Saya Andre
Kesuma. Senang dapat berkenalan dengan Anda,” ucap Andre penuh keyakinan.
Malam itu, tepat di malam ulang
tahunnya, Rana justru membawa hadiah untuk Papanya, Rana membawa Andre di acara
makan malam special itu, memperkenalkannya sebagai calon suami Rana. Andre
seorang CEO muda berusia dua tahun lebih tua dari Rana mantap ingin
mempersunting putri kesayangan Adijaya itu. Perkenalan singkat nyatanya tidak
menjadi patokan untuk sebuah hubungan yang serius. Andre merasa sangat yakin
bahwa dirinya mencintai Rana, wanita berambut cokelat keemasan dengan bola mata
cokelat serta hati seputih kapas.
Malam malam spesial itu menjadi
awal langkah kehidupan baru Rana. Rana dan Andre resmi menikah tiga bulan
setelahnya. Pernikahan megah terlaksana dengan sempurna.
Rana merasa hidupnya sungguh sempurna,
kini ia memiliki dua lelaki yang akan siap menjaganya dan membahagiakan dirinya
kapan pun. Saat sedang Bahagia-bahagianya, Adijaya meninggal dunia karena kecelakaan
saat hendak menuju kantor cabang baru di Semarang. Betapa terkejutnya Rana, pahlawan
sejati satu-satunya yang ia miliki kini telah pergi, pergi meninggalkannya
sendiri, karena sejak perceraian Adijaya dan Sonya, Rana merasa orang tuanya
hanya sang Papa tercinta. Hidupnya gelap seketika, tidak pernah terbayangkan
olehnya akan kehilangan orang yang paling dicintainya bahkan melebihi cintanya
pada dirinya sendiri.
Dua bulan berlalu, tidak mudah
untuk melupakan orang paling berpengaruh di hati. Rana masih belum siap
menerima tawaran fashion show yang dating untuknya, juga ia memilih off
sementara waktu dari dunia kepenyiaran, ia ingin fokus menata kembali
puing-puing hatinya yang berserakan, juga memori-memori indah bersama sang Papa.
Namun pagi itu, Rana terpaksa
pergi dan kembali ke rutinitasnya berhubung ia sudah menandatangi kontrak
dengan sebuah perusahaan kosmetik jauh sebelum tragedi kecelakaan itu. Dengan setengah
hati, ia melakoni tugasnya, berpamitan dengan Andre suaminya yang selalu
mendukung apapun keputusannya.
Di sisi lain, Rini yang sudah
mengetahui kabar duka dari sang Papa merasa ini lah saatnya ia kembali ke
Indonesia untuk mengambil hak warisan yang telah dipersiapkan untuknya. Rini
tiba pukul sembilan pagi di Jakarta, dan langsung menuju perusahaan milik sang
Papa. Disini lah awal pertemuan Rini dengan Andre, awal pertemuan yang berujung petaka.
Ini kak siti udah nyebar clue ga si buat konflik buat konflik ke depannya? Aku kayak udah mulai menerka-nerka. Udah berasa vibenyaa.
BalasHapusSedikit-sedikit sudah.. Tapi di sini lebih mengenalkan tiap tokoh dengan karakternya masing-masing.
HapusKeren sih bikin tentang broken home, bener kata kak vina udah bisa ditebak nih gimana ceritanya
BalasHapusHehe..terima kasih sudah mampir dan membaca
HapusWahh ini.. di paragraf terakhirnya bikin was was.. tolong jangannn ðŸ˜
BalasHapusBakalan sakit bgt Rana nnti.
Sudah sakit sejak awal deeek
Hapus