Dark Desire - Chapter One

Juli 13, 2022
6 komentar

 

Cerita Bersambung : Dark Desire

Chapter One

Menjadi anak korban perceraian sungguh dilematis. Tak jarang mereka merindukan saudara kembarnya atau merindukan sosok orang tua yang tidak berada di sisi. Itu yang dialami Rana Putri Adijaya, anak dari Adijaya Bratama dan Sonya Adelia. Rana memiliki saudara kembar dengan jenis kelamin yang sama, Rini Putri Adijaya. Pernikahan kedua orang tua mereka telah kandas sejak dua puluh tahun yang lalu. Rana diasuh oleh Adijaya dan Rini diasuh oleh Sonya Adelia. Pasca bercerai, Sonya terbang ke London, membawa serta Rini putrinya. Perceraian mengakibatkan komunikasi antara Rini dan Rana terputus, juga percakapan antara anak dengan orang tua.

Malam itu, bayangan Rana yang sedang berdiri di balkon kamarnya terlihat oleh Adijaya. Rana senang sekali memandangi indahnya sinar rembulan lewat balkon kamarnya, “Kamu sedang mikirin apa, Sayang?” tanya Adijaya. Dia yang baru saja tiba dari kantor, melihat ada gurat kesedihan dari wajah putri kesayangannya. “Enggak ada, Pa. Cuma kangen aja sama Mama, kenapa ya Pa, Mama enggak pernah nelpon Aku?” ujar Rana yang berbalik bertanya pada Adijaya yang dibalas dengan ekspresi kikuk. “Aku rindu banget sama Rini, Dia apa kabar ya, Pa? Pasti enak banget tinggal di London.”

Pertanyaan serupa sering Rana sampaikan pada Adijaya, terlebih saat tanggal ulang tahun mereka, Rana selalu menyiapkan dua kado yang sama, untuknya dan untuk Rini. Akan tetapi, Adijaya merasa ada yang berbeda dengan pertanyaan Rana kali ini. Dia seolah ingin sekali bertemu dengan saudara kembarnya, tapi apakah Rini merasakan hal yang sama? Sejak kecil, Adijaya dapat melihat karakter yang berbeda dari mereka berdua, meski memiliki wajah 99% identik, sebagai seorang Papa, Adijaya tahu bagaimana perangai anak-anaknya. Rana memiliki hati yang lembut, penuh kasih yang kian menambah kecantikannya setiap waktu. Prestasi yang gemilang ia dapatkan dari hasil kerja keras dan sikapnya yang selalu membumi, meski ia dilahirkan dari keluarga kaya, tak pernah sedikit pun ia memamerkan kekayaannya demi pengakuan manusia. Sikap Rana berbanding terbalik dengan Rini, sejak kecil, Rini selalu mengusahakan apapun yang ia inginkan dengan berbagai cara, meski cara yang dipilih bukanlah cara yang tepat.

Dua bulan lagi, tepat dua puluh delapan tahun usia kedua putri kembarnya. Adijaya merasa sudah saatnya ia menyiapkan hak waris untuk anak-anaknya kelak, karena bagaimanapun juga, Rini merupakan anak kandungnya juga, cepat atau lambat Rini akan kembali ke Indonesia untuk meminta haknya.

“Hari ini temani Papa ketemu Om Bram, ya! Ada yang mau Papa urus,” ucap Adijaya pada Rana saat di meja makan pagi itu.

“Om Bram? Papa mau ngapain? Ngurus hak waris untuk Aku dan Rini? Ih … Papa nih, Papa masih sehat bugar gini,” jawab Rana seraya geleng-geleng kepala seolah tahu tujuan sang Papa.

Adijaya sadar, bahwa kematian dan kehidupan setiap manusia tiada yang tahu. Lebih baik menyelesaikannya dari sekarang, ia tidak ingin suatu saat nanti Rana justru akan disakiti oleh saudara kembarnya sendiri hanya karena ketidaksiapaannya.

***

“Pa, ada yang mau kenalan sama Papa nih.”

Wajah tegap berisi dengan dada bidang serta style ala lelaki metropolitan mengenakan kemeja biru dengan jas berwarna navy dan celana senada berdiri di hadapannya.

“Selamat malam, Om. Saya Andre Kesuma. Senang dapat berkenalan dengan Anda,” ucap Andre penuh keyakinan.

Malam itu, tepat di malam ulang tahunnya, Rana justru membawa hadiah untuk Papanya, Rana membawa Andre di acara makan malam special itu, memperkenalkannya sebagai calon suami Rana. Andre seorang CEO muda berusia dua tahun lebih tua dari Rana mantap ingin mempersunting putri kesayangan Adijaya itu. Perkenalan singkat nyatanya tidak menjadi patokan untuk sebuah hubungan yang serius. Andre merasa sangat yakin bahwa dirinya mencintai Rana, wanita berambut cokelat keemasan dengan bola mata cokelat serta hati seputih kapas.

Malam malam spesial itu menjadi awal langkah kehidupan baru Rana. Rana dan Andre resmi menikah tiga bulan setelahnya. Pernikahan megah terlaksana dengan sempurna.

Rana merasa hidupnya sungguh sempurna, kini ia memiliki dua lelaki yang akan siap menjaganya dan membahagiakan dirinya kapan pun. Saat sedang Bahagia-bahagianya, Adijaya meninggal dunia karena kecelakaan saat hendak menuju kantor cabang baru di Semarang. Betapa terkejutnya Rana, pahlawan sejati satu-satunya yang ia miliki kini telah pergi, pergi meninggalkannya sendiri, karena sejak perceraian Adijaya dan Sonya, Rana merasa orang tuanya hanya sang Papa tercinta. Hidupnya gelap seketika, tidak pernah terbayangkan olehnya akan kehilangan orang yang paling dicintainya bahkan melebihi cintanya pada dirinya sendiri.

Dua bulan berlalu, tidak mudah untuk melupakan orang paling berpengaruh di hati. Rana masih belum siap menerima tawaran fashion show yang dating untuknya, juga ia memilih off sementara waktu dari dunia kepenyiaran, ia ingin fokus menata kembali puing-puing hatinya yang berserakan, juga memori-memori indah bersama sang Papa.

Namun pagi itu, Rana terpaksa pergi dan kembali ke rutinitasnya berhubung ia sudah menandatangi kontrak dengan sebuah perusahaan kosmetik jauh sebelum tragedi kecelakaan itu. Dengan setengah hati, ia melakoni tugasnya, berpamitan dengan Andre suaminya yang selalu mendukung apapun keputusannya.

Di sisi lain, Rini yang sudah mengetahui kabar duka dari sang Papa merasa ini lah saatnya ia kembali ke Indonesia untuk mengambil hak warisan yang telah dipersiapkan untuknya. Rini tiba pukul sembilan pagi di Jakarta, dan langsung menuju perusahaan milik sang Papa. Disini lah awal pertemuan Rini dengan Andre, awal pertemuan yang berujung petaka. 

Komentar

  1. Ini kak siti udah nyebar clue ga si buat konflik buat konflik ke depannya? Aku kayak udah mulai menerka-nerka. Udah berasa vibenyaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedikit-sedikit sudah.. Tapi di sini lebih mengenalkan tiap tokoh dengan karakternya masing-masing.

      Hapus
  2. Keren sih bikin tentang broken home, bener kata kak vina udah bisa ditebak nih gimana ceritanya

    BalasHapus
  3. Wahh ini.. di paragraf terakhirnya bikin was was.. tolong jangannn 😭
    Bakalan sakit bgt Rana nnti.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer