Belajar Kalimat Efektif dan Soal-Soalnya, Yuk!
Assalamu'alaikum Sobat HujanPena. Bagaimana kabarnya? Sudah mulai aktif sekolah lagi, 'kan? Aku mau cerita sedikit, nih. Hampir sepuluh tahun terjun ke dunia per-bimbel-an terkadang mengharuskan kita untuk bisa menjawab soal-soal di luar basic pendidikan kita. Contohnya aku, nih. Sebagai tutor bahasa Inggris harus belajar ulang beberapa materi bahasa Indonesia karena tuntutan zaman. Sempat mencicipi bekerja di salah satu bimbel kedinasan dan CPNS, mengharuskan aku belajar materi bahasa Indonesia, secara materi bahasa Inggris tidak diujiankan saat SKD (seleksi kemampuan dasar), 'kan? Materi bahasa Indonesia ini masuk kedalam sub-test soal TWK (Tes Wawasan kebangsaan).
Seru sih, karena selain untuk mempersiapkan diri agar dapat tampil maksimal di depan para siswa. Materi bahasa Indonesia yang aku rewind kembali ternyata berguna banget dalam ilmu kepenulisan yang sedang aku geluti saat ini. Mulai dari penggunaan huruf kapital, tanda titik, tanda koma, huruf miring dan lainnya.
Kali ini, aku ingin membagikan materi bahasa Indonesia yang biasanya aku ajarkan ke siswa aku yang ingin masuk kedinasan juga siswa SMA yang ingin mengikuti tes UTBK jalur SMBPTN. Materi yang akan aku jelasin adalah Kalimat Efektif
Sobat HujanPena sudah tahu apa itu kalimat efektif? Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis atau pembicara. Suatu kalimat dapat dikatakan efektif jika si penerima pesan dapat menyampaikan kembali gagasan, pesan, perasaan, ataupun pemberitahuan sebagaimana yang dimaksud oleh pemberi pesan.
Syarat dan Ciri Kalimat Efektif
Di beberapa kalimat atau paragraf, kita menemukan beberapa kata yang kedengarannya rancu sehingga gagasan yang ingin disampaikan kepada pembaca justru tidak tepat sasaran. Untuk itu kita perlu memahami apa saja syarat dan ciri kalimat efektif agar tidak salah kaprah lagi ya, sobat.
Ciri-ciri Kalimat Efektif
Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur Subjek (S) dan Predikat (P).
Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
Menggunakan diksi yang tepat.
Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
Melakukan penekanan ide pokok.
Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
Menggunakan variasi struktur kalimat.
Syarat-syarat Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat atau prinsip agar suatu kalimat dapat disebut sebagai kalimat efektif. Apa saja? Berikut ini 8 (delapan) syarat-syarat kalimat efektif beserta contoh dan perbaikannya.
Kelogisan
Suatu ide kalimat dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Selain itu, unsur-unsur dalam kalimat juga harus memiliki hubungan yang logis dan masuk akal.
Berikut contoh kalimatnya:
Kalimat tidak efektif: “Untuk mempersingkat waktu, saya akan mengambil rute tercepat.”
Kalimat efektif: “Untuk menghemat waktu, saya akan mengambil rute tercepat.”
Ketegasan
Melakukan penonjolan terhadap ide pokok dari suatu kalimat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, yaitu:
Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, contohnya:
“Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa & negara dengan kemampuan yang ada pada masing-masing individu.”
Penekanan: Presiden mengharapkan
Membuat urutan kata yang logis, contohnya:
Kalimat tidak efektif: “Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah”
Kalimat efektif: “Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah.”
Melakukan repetisi (pengulangan kata), seperti:
“Saya suka akan wanginya, saya suka akan keindahannya.”
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan, contohnya:
“Bruno bukan anak yang nakal dan pemarah, tetapi baik dan penyabar.”
Menggunakan partikel penekan/penegas, seperti:
“Jihanlah yang bertanggung jawab atas kejadian ini.”
Kehematan
Gunakan kata-kata secara hemat, namun tidak mengurangi makna atau mengubah informasi yang ingin disampaikan. Dalam menyusun kalimat efektif, penggunaan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak dibutuhkan harus dihindari. Seperti:
Hindari pengulangan subjek
Jika subjek dalam sebuah kalimat hanya satu, penyebutannya tidak perlu diulang. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: “Karena dia rajin, dia menjadi juara satu.”
Kalimat efektif: “Karena rajin, dia menjadi juara satu.”
Hindari sinonim kata
Jika dalam sebuah kalimat terdapat dua kata yang memiliki makna serupa, cukup gunakan salah satu saja. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: “Yarsa rajin olahraga agar supaya sehat.”
Kalimat efektif: “Yarsa rajin olahraga agar sehat.”
Perhatikan bentuk kata jamak
JIka sebuah kata telah memiliki makna jamak, maka tidak perlu ditambahkan kata yang bermakna jamak lagi. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: “Para hadirin dimohon berdiri.”
Kalimat efektif: “Hadirin dimohon berdiri.”
Ketepatan
Informasi yang akan disampaikan dalam suatu kalimat harus jitu (sesuai dengan sasaran), sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan ketepatan kalimat yaitu; memakai kata yang tepat, kata berpasangan harus sesuai, dan hindari peniadaan preposisi.
Berikut contohnya:
Kalimat tidak efektif: “Jam tangan Ayah yang antik itu dijual dengan harga murah.”
Kalimat efektif: “Jam tangan antik milik Ayah itu dijual dengan harga murah.”
Kecermatan
Kalimat efektif tidak boleh menimbulkan tafsir ganda/kalimat yang ambigu. Perhatikan penggunaan kata atau diksi. Sebab kalimat efektif hanya memiliki satu makna, tidak menyimpang ataupun ambigu.
Sebagai contoh:
“Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.”
Kalimat tersebut terkesan ambigu karena tidak dapat menunjukkan siapa yang disebut terkenal, apakah ‘mahasiswa’ atau ‘perguruan tinggi’?
Supaya efektif, kalimat tersebut dapat diubah menjadi salah satu dari dua bentuk berikut, sesuai dengan makna yang dituju.
Kepaduan
Kepaduan artinya informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah dan tidak bertele-tele. Tidak perlu menyisipkan kata seperti ‘daripada’ atau ‘tentang’ antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contohnya yaitu:
Kalimat tidak efektif: “Novel ini membahas tentang persahabatan di sekolah.”
Kalimat efektif: “Novel ini membahas persahabatan di sekolah.”
Kesejajaran
Kalimat efektif harus memiliki kesamaan bentuk kata atau makna yang dipakai dalam kalimat. Kesejajaran terletak pada penggunaan imbuhan, sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran ada pada klausa-klausa yang mengisi kalimat majemuk.
Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: “Junot menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.”
Kalimat efektif: “Junot menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.”
Kesepadanan
Struktur kalimat efektif wajib memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur SPOK, minimal Subjek (S) dan Predikat (P).
Contoh: “Johan belajar di kelas.”
Subjek kalimat tersebut adalah ‘Johan’ dan predikatnya adalah ‘belajar.’
Sudah mulai paham, sobat? Agar lebih paham, aku sudah siapkan beberapa contoh soal kalimat efektif di bawah ini. Silakan dijawab ya, sobat!
Soal Bahasa Indonesia (Kalimat Efektif)
b. menambahi
c.
menambah
d. ditambahkan
Untuk nulis penting banget belajar kalimat efektif. Mengingatkan masa masa belajar bahasa indo
BalasHapusWah, lengkap padat dan berisi. Tulisannya aeperti leupeut, padat berisi. Benar2 menambah wawasan tatabahasa. Thanks for sharing, ka.
BalasHapusPR utama nih sebagai seorang penulis 😢😢😢 serasa belajar bahasa Indonesia saat sekolah.
BalasHapusINI BAKAL KUBACA LAGI SIH BUAT REMINDERR!!! Selain ketelitian, mesti paham juga soalnya aku suka pikinan orangnya heuheu, masih ada beberapa yang ternyata aku masih keliru dalam menulis kalimat efektif.
BalasHapusBtw aku jawab pas udah kelar bw, yakk.