Kekuatan Niat Baik [Self Healing]

Juni 07, 2022
8 komentar

                      sumber foto : milik pribadi 

Pernah gak, kita baru aja memikirkan sesuatu hal baik yang akan kita lakukan, baru terpikir aja, atau baru niat doang, eh taunya kejadian, eh taunya langsung berasa didukung oleh semesta, semuanya jadi mudah dan lancar. Pernah? Saya pernah bahkan sering.

Sedikit cerita, mudah-mudahan menjadi pelajaran untuk semua.

Terlahir menjadi anak sulung dari empat bersaudara, ngebuat saya "dipaksa" harus selalu menjadi tempat curahan yang tepat, juga menjadi tempat mencari solusi yang jitu bagi permasalahan yang datang, meski sendirinya juga memiliki masalah. 

Kalau di daerah saya, Medan-Sumatera Utara khususnya suku Batak-Anak pertama perempuan akan dinobatkan sebagai "Boru Panggoaran".

Pada umumnya, Boru Panggoaran akan menjadi seseorang yang diminta untuk  menyelesaikan masalah karena ia sangat bijaksana. Semua taat karena dia akan menjadi ketua dari semuanya. Biasanya, suka ataupun tidak, semua harus ikut  aturan, maka seorang Boru Panggoaran harus baik, rendah hati , bijaksana dan pintar dalam perhitungan, karena segala pertanyaan dan hal-hal yang biasa didiskusikan dalam keluarga serta masalah adik-adiknya akan ditanyakan kepadanya. 

Menjadi seseorang yang dinobatkan sebagai Boru Panggoaran, pasti lah ada saran-saran yang saya sampaikan guna menyelesaikan permasalahan, apakah semua saran itu diterima? Jelas tidak. Meski saran-saran yang diberikan membawa kebaikan, dengan alasan-alasan yang baik pula, tidak semua saran atau niatan itu diterima. 

     

                        Sumber foto : Pinterest

Diterima atau tidak, niat baik yang datang dari hati yang tulus pasti akan menemukan cara dan jalannya sendiri, hingga suatu hari nanti orang-orang menyadari bahwa niat dan saran itu baik. 

Niat baik selalu datang dari hati, beberapa hari yang lalu, Ibu saya meminta saran kepada saya perihal biaya pendidikan adik bontot saya yang kini duduk di bangku perkuliahan semester empat. Di tengah-tengah keadaan ekonomi pasca pandemi, dua adik lelaki saya terkena imbasnya, alhasil mereka yang sudah bekerja bahkan sudah berkeluarga tak mampu ikut membantu masalah ini, sedih hati saya mengingat begitu besar jerih payah orang tua menyekolahkan saya dulu hingga bisa seperti sekarang, mampu berdiri di kaki sendiri, alhamdulillah..

Lebih sedih lagi jika apa yang telah mereka lakukan untuk saya tidak mampu saya balas, saya tahu betul kegundahan hati Ibu saya saat mengirim pesan yang isinya kira-kira begini

"Rara sudah mulai kuliah offline, dia butuh ongkos sekian rupiah per minggu, coba lah kalian patungan (baca : kalian = saya dan dua adik lelaki saya) untuk ikut bantu biaya ongkos si Rara, gaji Ibu tinggal sekian per bulan...."

Hati siapa yang tidak  terenyuh mendapati pesan dari wanita yang telah berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan saya dan membesarkan saya hingga saat ini, mengingat kedua adik lelaki saya juga dalam kondisi keuangan yang tidak stabil, saya harus mengambil sikap, sikap paling bijaksana dan menjadi solusi terbaik, terbaik untuk semuanya, apalagi yang saya inginkan dalam hidup ini selain membahagiakan orang tua, keluarga saya, adik-adik saya? 

Ibu saya kini berusia lima puluh enam tahun, seorang guru sekolah dasar yang jaraknya tidak jauh dari rumah, memiliki riwayat asam lambung dan diabetes, yang sewaktu-waktu kambuh jika dalam kondisi pikiran yang tidak tenang. 

Melihat dari sudut pandang itu, sebagai anak tertua dari empat bersaudara, timbul lah niat baik, sebuah janji bahwa segala keperluan biaya akomodasi sang adik bungsu ditangani oleh si sulung. Lalu apa yang terjadi setelahnya dalam hidup saya?

                       Sumber foto : Pinterest

Masyaa Allah..

Alhamdulillah..

Segala Puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.

Bagai sebuah magnet rejeki, rejeki-rejeki baik datang menghampiri, rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka, rejeki yang selalu ada.

Rejeki tidak melulu soal materi, semesta mempertemukan saya dengan orang-orang baik itu juga rejeki, Allah menunjukkan saya arah-arah baik lainnya itu juga rejeki.

Masyaa Allah Tabarakallah..

Kini keyakinanku semakin kuat, selain rajin bersedekah, ternyata niat baik pun membawa berkah. Padahal baru niat, terlontar begitu saja, dengan keyakinan penuh pastinya, tapi apakah saat saya melontarkan niatan itu, rejeki-rejeki melimpah sudah ditangan? Tentu belum, bahkan memikirkan langkah apa yang selanjutnya diambil untuk mendukung niatan itu juga belum terpikirkan, namun, bagai kejatuhan durian runtuh, rejeki datang setiap hari..

Allah Maha Kaya, Allah Maha Kuasa, minta lah selalu padanya, apa-apa yang tak kita punya.

Teman-teman.., jangan pernah lelah berbuat baik, yah. Bahkan hanya niat sebesar biji jarak pun tetap dinilai ibadah..


Sekian

Semoga menginspirasi, ya ♥️

Komentar

  1. Iya betul kak harus berbuat baik

    BalasHapus
  2. MasyaAllah, inspiratif sekali, Kak. Sepertinya kebiasaan semacam ini bukan hanya ada di kalangan orang-orang Batak ya. Saya juga anak sulung perempuan dari empat bersaudara yang perempuan semua. Sama juga, masalah sekolah adik-adik selalu dimintain pendapat. Alhamdulillah senang juga kalau mampu membantu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, hanya saja kalau di suku Batak, ada penamaan khususnya.. Semangat selalu kita ya kak..

      Hapus
  3. Tiada yang mengetahui ketetapan Allah ya, Kak. Meski awalnya mungkin sedikit 'mikir', tapi Allah gantikan lebih banyak. Salam untuk Ibu, semoga sehat selalu.

    BalasHapus
  4. bener banget kak tetaplah berbuat baik dalam kondisi apapun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener kak Sulan. Karena kebaikan akan menemukan jalannya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer