Harga Bahan Pokok Selangit, Ibu-ibu Menjerit

Juni 05, 2022
2 komentar

Selama masa pandemi, harga kebutuhan pokok bak roller coaster, tidak pernah stabil, mulai dari harga minyak goreng yang sempat menjadi headline news di mana-mana karena sensasi yang dibuatnya, ketidaksediaan barang, menjadi langka sebab para pengusaha minyak goreng memberhentikan produksi minyak goreng setelah pemerintah mematok harga jual yang dinilai tidak balik modal dan justru merugikan para pengusaha, semua ibu-ibu seketika berubah menjadi pemburu ulung saat ketersediaannya tidak ada. Tidak berhenti sampai di situ, beberapa pekan kemudian para ibu-ibu dikejutkan oleh harga telur ayam yang mengalami lonjakan yang tak kalah drastis, dari yang semula stabil di angka Rp. 1.200 per butir naik menjadi Rp. 1.500 hingga Rp. 1.800 per butir, sontak keadaan ini membuat para ibu-ibu milenial maupun tradisional terkejut, namanya emak-emak, kenaikan harga pokok 100  perak pun akan mempengaruhi budget bulanan ataupun mingguan yang telah dipersiapkan.

Biasanya mendekati hari-hari besar, seperti memasuki bulan ramadhan, lebaran idul fitri, natal dan tahun baru hampir semua kebutuhan pokok mengalami kenaikan dan hal ini umum terjadi setiap tahunnya, para ibu-ibu juga sudah bisa memprediksi lonjakannya di momen-momen tertentu, lalu bagaimana jika harga kian melonjak bahkan disaat tidak ada momen penting? 

Hal ini menimbulkan polemik, bagai makan buah simalakama, tidak berbelanja bahan pokok seperti cabai merah, bawang merah, sayur, daging, serta ikan dan telur rasanya tidak mungkin mengingat itu semua dikonsumsi oleh seluruh masyarakat sehari-hari. Lalu bagaimana menyikapinya? Ada beberapa tips yang dapat menjadi solusi setidaknya berguna untuk menekan jumlah dana yang keluar agar tetap pada porosnya. 

1. Melakukan Food Preparation 

Food preparation nampaknya sedang digembar-gemborkan akhir-akhir ini, banyak kelas-kelas kecil yang diperuntukkan untuk para ibu-ibu agar mampu me-manage keuangan bulanan dengan langkah ini. Food preparation sendiri adalah metode menyusun menu apa saja yang akan kita olah selama satu minggu, dengan melakukan food preparation para ibu-ibu dapat memprediksi budget yang akan dihabiskan untuk belanja keperluan selama satu minggu tanpa takut bablas. Dengan melakukan food preparation sendiri kita juga dapat dengan mudah mengatur menu makanan empat sehat lima sempurna untuk keluarga kecil di rumah, bahkan bagi sebagian ibu-ibu pekerja, food preparation ini memudahkan mereka dalam mengatur waktu se-efisien mungkin dalam mengolah makanan untuk santapan keluarga, sebab semua bahan makanan mentah sudah tersusun rapi di dalam lemari pendingin.

                  sumber : instagram @fi3_an1


2. Mengatur pengeluaran dengan mengatur keuangan

Dibeberapa kelas ibu pintar, selain diajarkan bagaimana cara melakukan food prep dengan baik, ibu-ibu juga akan diajarkan bagaimana mengelola keuangan rumah tangga dengan baik, ya..meski tiap pendapatan dan kebutuhan rumah tangga berbeda-beda, setidaknya dengan cara seperti ini para ibu-ibu mampu mengatur keuangan sesuai dengan pos-nya masing-masing. Pos-pos itu biasanya terdiri dari pos belanja kering, misalnya untuk membeli sabun, minyak goreng, beras, dan segala keperluan kering yang biasanya di repurchase sebulan sekali. Lalu kemudian pos belanja basah digunakan untuk membeli bahan pokok basah yang habis dalam seminggu, seperti cabai, bawang, ikan, daging, sayur dan telur. Dan begitu juga untuk lainnya, seperti pos untuk membayar angsuran rumah, pos untuk jajan dan kebutuhan sekolah anak, pos dana darurat dan lain-lain.

Dengan mengamalkan cara ini, ibu-ibu mampu mengkoordinir keuangan agar tetap seimbang di era sulit begini, bahkan tak jarang ada beberapa influencer yang mengaplikasikan cara ini untuk menyimpan dana ramadhan serta lebaran untuk tahun depan guna mempermudah serta membantu keuangan rumah tangga di saat sedang banyak-banyaknya kebutuhan. 


3. Berbelanja sayur-mayur yang tahan lama


Nah...kalau ini adalah cara MinCan  keseimbangan keuangan khususnya dapur agar tetap ngebul. Saya biasanya akan membeli sayur-mayur yang dapat bertahan lama dan bisa digunakan untuk beberapa menu, misal seperti yang terlihat di foto, ada wortel, terong unggu dan juga buncis, ketiganya bisa dijadikan beberapa menu yang berbeda, bisa dimasak acara bumbu kuning, terong balado, terong gulai dengan ikan nila, atau tumis buncis dengan wortel. Usia sayur keras seperti ini terbilang cukup lama jika disimpan di dalam pendingin dengan cara yang tepat, bisa sampai satu bahkan dua minggu tanpa layu, hemat sekali bukan? Keluarga tetap dapat menikmati makanan dengan asupan gizi dan sumber serat dari sayur-mayur ini meski ibu harus selalu memutar akal untuk memodifikasi. 

Lalu, apa tidak membeli sayur-mayur hijau lainnya? Tetap membelinya hanya saja di musim-musim tertentu seperti musim hujan yang berkepanjangan, sayur-sayuran hijau seperti bayam, kangkung dan sawi hijau sulit didapatkan dan jika pun ada, harganya pasti relatif mahal, faktor cuaca juga mempengaruhi hasil produksi bahan makanan basah ini, itu juga menyebabkan ketersediaannya menjadi langka. 

Rasanya itu saja beberapa tips yang MinCan bisa berikan semoga berguna dan bisa diterapkan, saya yakin semua ibu-ibu mampu melalui masa-masa seperti ini, setelah pandemi yang terbilang cukup landai perkembangan kasusnya, semua sektor ekonomi perlahan bangkit berusaha menstabilkan keterpurukan yang terjadi hampir tiga tahun belakangan, semua harga bahan pokok naik dalam jangka waktu yang cukup lama, dan yang lebih menyedihkan ialah kenaikan harga bahan pokok ini tidak dibarengi dengan kenaikan upah minimum kota atau daerah para pekerja di Indonesia. Semoga berapa pun upah, pendapatan atau gaji yang kita dapatkan atau yang kita kelola Allah mampukan untuk kita cukup kan. Aamiin..

Para ibu-ibu hebat tetap semangat, yah. Ditengah genjotan keadaan, ibu-ibu hebat ditempa untuk menjadi ibu hebat, pintar luar biasa. 

Ternyata menjadi seorang ibu tidak mudah, banyak hal yang menjadi pembelajaran baru yang mungkin belum pernah dirasakan saat masih lajang dulu. 

Semangaat ibu-ibu hebat ❤️

Komentar

  1. Aku belum menjadi Ibu-ibu, tapi ikutan panik pas tau harga pokok super melonjak. Langsung kayak, hah, apa yang terjadi? Besok mau makan apa ini, dst, sepanik itu, wkwkkwkw. Tapi kita mah sebagai rakyat yang baik hati cuma bisa bersabar dan ngelus dada aja, wkwk. Tips-tipsnya bisa banget nih aku coba, sekalian berhematt.

    BalasHapus
  2. Semua mahaaaaaal... Kaget, ini di luar dari biasanya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer