Hukum Timbal Balik

Juni 17, 2022
6 komentar
#DiaryForToday #DiaryBlog

Assalamu'alaikum sobat HujanPena, apa kabarnya hari ini? 

Mulai Selasa kemarin Aku disibukkan dengan beberapa kegiatan, aktivitas dan urusan yang menuntut harus disegerakan. 

Karena masih dalam misi menyelesaikan postingan blog yang diprakarsai oleh  One Day One Post, Aku jadi berpikir, kenapa tidak bercerita tentang aktivitas Aku saja, mudah-mudahan bisa diambil hikmah atau pelajarannya. 

Sebenarnya minggu ini aktivitasku tidak begitu padat, seharusnya..

Karena siswa privat dan bimbel tempat ku mengajar juga sudah mulai libur, hawa-hawa libur semester, kan? Siswa juga sudah selesai ujian, tinggal menunggu pembagian rapor semester saja. Jadi lah sudah ter planning beberapa ide untuk nulis, karena memiliki waktu cukup lapang.

Eh..ternyata tidak, Allah berkehendak lain, tepat di Selasa pagi, suami nginfoin lowongan kerja, lowongan kerja yang jarang banget nerima tamatan Sastra Inggris ditambah lagi dengan maksimal usia 35 tahun. Kenapa Aku bicara demikian? Karena, lowongan kerja apapun biasanya mematok usia maksimal sampai 30 tahun saja, sedangkan Aku? Hmm.. Sudah bisa ditebak lah ya 🤭

Kebetulan, nih, usia maksimal 35 tahun, dan ada lowongan sesuai jurusan kuliah, jelas kesempatan enggak mau disia-siakan dong. Langsung gercep baca segala persyaratannya, apa aja yang perlu dipersiapkan, tanya sana-sini, mulai atur strategi "mana dulu nih yang harus dikerjakan," batin ku.

Tapi eh tapi, karena mempersiapkan berkas lowongan ini bersifat mendadak, otomatis Aku sudah memiliki beberapa janji dengan orang lain. Mulai deh perang batin, prioritaskan urusan administrasi kerja atau nepatin janji yang sudah terpatri.

Beberapa bulan lalu, pernah jadi pengajar bidang kepribadian untuk CPNS-TKP (Tes Karakteristik Pribadi).

Pasti enggak asing, kan? Kalau dari ilmu TKP, maka kita dianjurkan mengutamakan kepentingan pribadi, jika itu termasuk kategori urgensi. Misal, seperti kecelakaan pesawat terbang, atau kapal laut, maka disarankan utamakan keselamatan pribadi agar bisa menyelamatkan orang lain. 

Namun karena ini janji, pikirku. Janji harus ditepati, apalagi janji ini berhubungan dengan banyak orang. 

Jadi, di sela-sela kesibukan ngurus segala administrasi untuk melamar pekerjaan, Aku tetap berusaha menepati janjiku. 

Janji yang pertama, ngebantuin temen kerja, sesama guru juga untuk mengisi rapor siswa. Sebagai seorang guru, khususnya wali kelas, wajib bin harus menyelesaikan rapor, guru-guru bidang studi lain juga harus memberikan nilai setelah siswa selesai melaksanakan ujian mereka. 

Dengan teknologi yang semakin mumpuni, pengisian rapor tidak sama seperti dulu, manual, tulis tangan. Saat ini banyak sekali aplikasi pengisian rapor yang bisa digunakan, semenjak tahun 2014, rapor memiliki dua penilaian yang harus diisi, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan, semua ditulis dengan angka dan deskripsi, bisa dibayangkan dong, gimana ribetnya nulis deskripsi yang puanjang banget dengan tulisan tangan, selesai enggak, gempor iya ,🤭

Dengan alasan itu lah, kini banyak sekali aplikasi rapor yang mumpuni, sayangnya, tidak dibarengi oleh sosialisasi penggunaan serta kemampuan para guru. Muncul problem, kan? Oke lah, malam ini kita tidak usah membahas problem yang satu itu, next time ada judul khususnya.

Sibuk urus berkas pendaftaran, harus tetap ngebantu kawan? Fokus terpecah? Pasti. 

Namun, bismillah aja, ikhlas lillahi ta'alaa.
Kenapa? Ada satu kalimat yang hingga saat ini masih saya ingat. 

Barangsiapa mempermudah urusan orang lain, maka Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. (H.R. Muslim)

Janji kedua, setelah menepati janji pertama, kali ini menepati janji pada salah satu siswa privat untuk membimbing ia agar proses ujiannya berjalan lancar, duh..rasanya pengen banget ngebatalin janji yang satu ini, karena pagi harinya Aku baru selesai mengurus surat berbadan sehat serta bebas narkoba di salah satu rumah sakit di sini. Seperti kejar-kejaran dengan waktu. Dan siangnya harus buru-buru ke Medan untuk proses legalisir ijazah. 

Kalau kita egois ya, pasti mikirnya gini, "Ah..sayang kali waktu ku jadi terbuang, harusnya kan bisa langsung urus yang lain kalau gada si fulan," logat anak Medan nya keluar. 

Namun, balik lagi, sudah janji, dan sudah berniat ingin mempermudah urusan orang lain. Berakhir woles, ikhlas dan sampai di Medan sore hari. Otomatis enggak bisa langsung ke kampus, kan?

Yasudah, kita lanjutkan pagi ini, dengan niat dan hati lapang, melangkah dengan pasti menuju beberapa tempat yang sudah direncanakan. 

Hasilnya? Allah mudahkan, tiap-tiap langkah Allah mudahkan, mulai dari kakak-kakak pegawai tata usaha yang ramah, teller bank yang baik dan fast respon, lalu, ketemu lagi dengan rekan kerja di tempat sebelumnya yang baiknya masyaa Allah.. Meski di ending, bagai nonton film thriller, selalu ada kejutannya di tiap adegan, apalagi adegan terakhir, last minute kesorean, udah dag-dig-dug "masih buka gak ya tata usaha kampus?" cemas di hati. 

Finally, semua clear, lancar, apa yang dimau terlaksana dengan baik. Allah Maha Baik di hari penuh berkah ini, Jumat berkah.

Tiba-tiba, refleksi diri, biasa..kalau sore-sore suka gitu, nanya-nanya ke diri. "Kok semua lancar banget ya, meski sempat dag-dig-dug, tapi semua lancar, beres, enggak ada yang tertinggal,"

Seketika ingat, apa ini hasil dari perbuatan ku tempo hari? Membantu, mempermudah urusan orang lain, berusaha menepati janji meski diri sendiri kesana-kemari? 

Wallahu'alam bissawwab..

Sekian ceritaku 😊
Agak random sih, tapi yoweslah ya.. Semoga ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik

Wassalamu'alaikum sobat HujanPena semuaa 

Komentar

  1. AAAA INI JADI REMINDERRR BGT BUAT AKUUU!! Lumayan ketampar sama quote rentang Allah akan mempermudahkan kita ketika kita mempermudahkan orang lainn. Thank you banyak, Kak, udah sharing! Sehat selalu orang baik! Semoga berhasil, yaaak, Kak Sitiii! 🍦✨

    BalasHapus
  2. Btw pas banget, Kak, padahal aku sebelumnya bertanya-tanya umur Kak Siti berapa, eh terjawab di sini wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...jadi ketahuan deh tuanya yaaa...🤭

      Hapus
  3. Wih tetap sat set wat wet dan nggak membatalkan janji yang sudah dibuat itu keren kali lho, kak! *ikut-ikutan logat Medan*. Semoga dapat kabar baik ya dari lamaran kerjanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngos-ngosan tapinya kak Tasya...huhu

      Aamiin allahummaa aamiin..
      Semoga Allah mudahkan seluruh niat baik kita yaa

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer