Krisis Identitas Diri & Kaitannya dengan Isu Kenakalan Remaja

Maret 04, 2023
12 komentar


Kenakalan remaja atau juvenile delinguency akhir-akhir ini menjadi polemik yang cukup menyita perhatian. Pasalnya, dalam kurun waktu kurang dari setahun, 2022 – 2023, telah terjadi banyak masalah yang berkaitan dengan kenakalan remaja. Contohnya seperti, perundungan, tawuran, pencurian, geng motor, sex bebas bahkan penganiayaan yang dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun.

isu-kenakalan-remaja
 
Kenakalan remaja nampaknya tidak bisa dianggap sebagai isu belaka. Sudah seharusnya hal tersebut menjadi perhatian banyak pihak, mengapa seorang atau sekelompok remaja dapat melakukan kekesalan di mata masyarakat sosial hingga disebut sebagai sebuah kenakalan?

Awalnya saya hanya mengira bahwa semua kenakalan yang mereka lakukan semata karena faktor keluarga, dan lingkungan yang negatif, faktanya tidak sesederhana itu.


isu-kenakalan-remaja
Berawal dari krisis identitas memicu remaja melakukan kenakalan

Kalau kita kaji kembali, mengapa seringkali anak usia 12 hingga 18 tahun yang kerap menjadi pemeran utama? Alasannya ialah di usia 12 hingga 18 tahun fase perubahan dari anak-anak menjadi dewasa dimulai, di mana terjadi banyak perubahan baik fisik, hormon, maupun emosi yang terjadi. Sehingga remaja kerap bertanya-tanya untuk apa mereka diciptakan dan apa fungsi mereka di dunia.

Hal seperti inilah yang dikenal dengan krisis identitas yang terjadi pada remaja.

Apa yang Dimaksud Krisis Identitas Remaja?

Krisis identitas remaja adalah masa di mana seseorang mempertanyakan jati diri mereka. Krisis identitas biasanya terjadi pada remaja yang sedang dalam masa analisis dan eksplorasi terkait perkembangan harga diri.

Sebenarnya, tidak hanya pada remaja, krisis identitas juga dapat terjadi di sepanjang hidup seseorang jika dia mengalami perubahan ataupun tantangan baru dalam hidupnya. Namun, remaja lebih rentan mengalami krisis identitas karena usia muda dan perkembangan hormonalnya.

Yang pada akhirnya mendorong remaja untuk mengeksplor diri mereka dengan melakukan banyak hal baru. Semua semata-mata dikarenakan keingintahuan mereka terhadap sesuatu hal tidak pernah dilihat sebelumnya.

Namun sayangnya, ketika remaja memasuki masa peralihan seperti ini, orang tua seringkali abai dan lalai. Tidak begitu memerhatikan apa yang dilakukan anak mereka, siapa teman sebayanya, apa yang ditonton, didengar dan disukai oleh anak mereka, sehingga hal-hal di luar control orang tua terjadi.

Penyebab Terjadinya Krisis Identitas Remaja

Remaja yang mengalami krisis identitas selalu mencari cara agar mereka “dilihat”. Sobat Pena masih ingatkah beberapa waktu lalu sempat terjadi kasus kekerasan fisik yang “sengaja” dilakukan oleh siswa SMK kepada teman sebayanya? Mereka berkenalan lewat sosial media dan berencana bertemu di salah satu pom bensin tak jauh dari sekolah mereka. Apa yang terjadi? Dua orang siswi SMK tersebut sengaja melukai tubuh teman yang diajak bertemu hingga mengalami luka-luka serius.

Setelah dilakukan investagi, kedua siswi yang telah berubah statusnya menjadi tersangka mengaku melakukan aksi keji tersebut karena ingin terkenal atau viral.

Miris!!

Krisis identitas pada remaja tak bisa dipandang sebelah mata. Kurangnya perhatian orang tua dan buruknya lingkungan pertemanan menjadi penyebab utama.

Seseorang yang kurang mendapati perhatian orang tua akan berusaha mencari cara agar mereka lebih diperhatikan lagi, tak jarang hal tidak pantas pun mereka lakukan.

Selain itu, inginnya diterima di salah satu kelompok juga sering membuat seseorang khususnya remaja melakukan aksi “gila” yang diminta oleh sekelompok itu.

Krisis Identitas Remaja dan Isu Kenakalan Remaja, Berkaitankah?

Setelah membaca ap aitu krisis identitas remaja dan dampaknya, jelaslah dapat dikatakan bahwa krisis identitas pada remaja berkaitan dengan isu kenakalan remaja.

Remaja yang kehilangan jati diri sering tertangkap memiliki kecenderungan tidak percaya diri. Sebenarnya banyak faktor lain yang menyebabkan seseorang menjadi kurang percaya diri, salah satunya karena krisis identitas diri.

Seorang remaja yang sering mengalami perundungan, akhirnya bertanya-tanya, mengapa ia selalu disakiti? Mengapa tidak ada satupun orang yang mencintainya? Efeknya? Anaka akan mudah terjerumus ke dalam kelompok – kelompok negatif.

Kalau dipikir-pikir, kenapa seorang remaja bisa terjerumus ke dalam penyalahan obat-obatan? Pergaulan bebas atau bolos sekolah? Jawabannya tidak lain karena kelompok tersebutlah yang mau menerima remaja-remaja yang mengalami krisis identitas diri.

Di usia 12 – 18 tahun, remaja lebih mendengarkan setiap perkataan teman-temannya dibanding orang tuanya sendiri.

Sebenarnya hal ini bukan sepenuhnya kesalahan mereka. Anak lebih sering mendengar perkataan teman pasti ada sebabnya. Apa penyebabnya? Penyebabnya adalah kurangnya komunikasi dua arah yang tercipta sejak dini.

Orang tua yang kerap memaksakan
kehendak tanpa ingin mendengarkan pendapat dan keinginan anak membuat anak enggan untuk bercerita. Alhasil, perkataan teman jauh lebih menenangkan.


Penyebab Kenakalan Remaja

Kartono, ahli Sosiologi, mengatakan kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Sedangkan menurut Santrock, kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

Menurut penelitian yang dilakukan Balitbang Departemen Sosial (2002), Hamzah (2002, Prahesti (2002), mengindikasikan bahwa kematangan emosi pada remaja yang masih labil merupakan salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Tidak matangnya emosi seseorang ditandai dengan meledaknya emosi di hadapan orang lain, tidak dapat melihat situasi dengan kritis, dan memiliki reaksi emosi yang tidak stabil. 

isu-kenakaln-remaja

Sebaliknya, matangnya emosi seseorang ditandai dengan tidak meledaknya emosi di hadapan orang lain, dapat penilaian situasi kritis dan memiliki reaksi emosi stabil dan kepercayaan diri seperti percaya pada kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki konsep diri yang positif dan berani mengungkapkan pendapat.

Kenakalan Remaja yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Semua kenakalan yang dilakukan remaja perlu diwaspadai, apalagi jika menyakiti fisik orang lain.

Data World Health Organization (WHO) pada 2020 menunjukkan bahwa setiap tahunnya terjadi 200 ribu pembunuhan di kalangan anak-anak muda usia 12-29 tahun. Sebanyak 84 persen kasus melibatkan laki-laki usia muda. WHO juga menyatakan bahwa kekerasan di antara anak muda telah menjadi isu kesehatan warga dunia. Jenis-jenis kenakalan remaja menurut para ahli dikategorikan menjadi beberapa kategori seperti berikut ini:

1. Jenis kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain. Contohnya, pengeroyokan, penganiayaan, tawuran.

2. Jenis kenakalan yang menimbulkan korban materi. Contohnya, balapan liar, mengambil barang orang lain (mencuri)

3. Jenis kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain. Contohnya, bolos sekolah, merokok, kabur dari rumah.

4. Jenis kenakalan yang melawan status. Contohnya, melawan dengan orang tua, guru. Tidak memiliki sopan santun dalam berinteraksi.

Kesimpulan

Krisis identitas diri pada remaja merupakan faktor internal penyebab isu kenakalan remaja. Orang tua seharusnya lebih memerhatikan lagi faktor – faktor penyebab kenakalan remaja. Remaja di masa peralihan sangat mengkhawatirkan apabila tidak mendapat penanganan yang tepat.

Bukan sedikit kasus-kasus kenakalan remaja yang terjadi. Semua itu tidak lepas dari pengawasan kita bersama. Berbagai faktor eksternal harusnya bisa diminimalisir bersama agar isu-isu kenakalan remaja berkurang bukan malah bertambah.





Komentar

  1. Saya yang mengajar tingkat SMP dan SMA menyaksikan betul pola sikap anak-anak yang beragam, termasuk anak-anak yang sedang dalam proses krisis identitas diri. Mereka perlu dirangkul, diperhatikan, dan diajak berkomunikasi, agar langkah tak tepatnya diluruskan perlahan sehingga tidak menjurus pada kenakalan remaja

    BalasHapus
    Balasan
    1. noted kang. ini jadi catatan juga untuk saya sebagai orang tua. Jadi mikir lebih panjang nantinya ketika anak2 saya nanti udah beranjak ke remaja

      Hapus
  2. Kalau menurutku, krisis identitas itu adalah suatu yang wajar karena seseorang itu berarti mempertanyakan kepercayaan yang selama ini ia percayai, jadi, mempertanyakan identitasnya dan eksistensinya di dunia ini. Itulah yang membuat manusia terlahir sebagai manusia (Zen)

    BalasHapus
  3. Iya aku juga tahu tuh berita anak yang melakukan kekerasan pada teman sebayanya hanya karena ingin viral. Sampai geleng-geleng kepala dibuatnya. Entah bagaimana lingkungan anak-anak ini sebenarnya. Butuh sekali pendampingan orang tua untuk meminimalisir perilaku kenakalan remaja ini.

    BalasHapus
  4. Memang krisis identitas ini menjadi hal yang sering dialami oleh remaja, apalagi untuk mereka yang merasa kurang kasih sayang. Kebanyakan dari mereka mencari pelarian di lingkungan luar, bahkan merasa puas jika bisa mengganggu orang lain. Dan sepertinya memang permasalahan seperti ini membutuhkan perhatian lebih agar tidak makin melebar.

    BalasHapus
  5. kalau ngomoongin kenakalan remaja sebenarnya gatel aku mbak. Yang sy garis bawahi sementara ini , mungkin dampak pandemi kali ya, pola asuh jadi banyak yang kurang tepat diterapkan ke anak sisi lain kebutuhan orangtua juga yang harus cari uang di masa itu. Jadi butuh waktu yang cukup lama untuk membenahi, karena kalau di medsos bertabur kenakalan remaja yang masuk potret media, hm, semoga semakin membaik

    BalasHapus
  6. Memang peran orang tua sangat penting dalam mengarahkan remaja yang sedang dalam masa transisi menuju dewasa, untuk mencegah menjadi generasi strawberry.

    BalasHapus
  7. Isu Kenakalan remaja ini memang jadi sesuatu yang sayangnya sering terbiasa. Itu jadi kebiasaan buruk yang aku sebelin orang-orang bilang wajar namanya anak muda nakal. Seakan-akan menormalisasi perbuatan-perbuatan nakal tersebut. Justru hal tersebut mesti jadi perhatian kita sebagai keluarganya. Bisa jadi ada kesalahan dari kita yang membuat sang anak jadi nakal. Kalau karena faktor lingkungan balik lagi gimana cara kita mendidiknya untuk berteman.

    BalasHapus
  8. Ternyata setelah membaca tulisan ini, aku pernah juga di fase krisis identitas. Untungnya, lingkungan mendukung untuk menemukan identitas itu sendiri

    BalasHapus
  9. wah aku baru tau kalau kenakalan remaja ada istilah kerennya kak. tapi memang miris banget sih. apalagi di ibukota ini, dari cara berpakaiannya anak sma udah bikin geleng geleng..

    BalasHapus
  10. Di Makassar, kenakalan remaja juga jadi hal usang yang belum ketemu cara penanganannya. Fenomena teror busur dan perang kelompok adalah salah satu contoh kenakalan remaja di Makassar.

    BalasHapus
  11. dunia remaja itu seru-serumya menjalani hidup, ada aja ceritanya, saya pun dulu pernah mengalaminya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer