Orang Tua Harus Menyadari Penyebab dan Cara Menghadapai Anak Melawan Orang Tua
Orang tua harus menyadari penyebab dan cara menghadapi anak melawan orang tua dengan sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan dampak buruk berkepanjangan.
Perlu digaris bawahi bahwa perilaku anak yang demikian tercipta dari perilaku orang-orang terdekat pula, betul?
Coba Sobat Pena perhatikan tingkah laku anak-anak di sekitar kalian. Anak yang suka menjerit, tantrum, berkata kasar kepada orang tua apakah dibesarkan oleh keluarga lemah lembut bertutur kata? Tentu tidak.
Ada pengalaman tidak mengenakan hati yang beberapa hari lalu saya alami. Seorang anak dengan mudahnya melawan orang tuanya karena sebuah perintah yang dia tidak inginkan, tetapi terus-menerus dipaksa oleh kedua orang tuanya.
Mengapa anak melawan orang tua? Benarkah orang tua penyebab utama? |
Apakah keinginan yang diperintah orang tuanya sulit? Tidak. Seringnya pertengkaran terjadi akibat hal sepele. Keadaan menjadi semakin chaos lantaran si anak terus membantah, terus mengeluarkan kata-kata tak seharusnya dengan nada tinggi pula.
Jika sudah begini, siapa yang salah?
Tidak dibenarkan mencari kambing hitam atas perilaku anak yang seperti itu. Meski orang tualah yang berperan besar membentuk karakter anak. Kebiasaan, kata-kata, akan terekam dan tersimpan di memori mereka dan sewaktu-waktu akan meledak bak bom waktu.
Saya pribadi merasa sesak taip kali dituding hal yang tidak saya lakukan, mendengar bentakan setiap waktu, merasakan pedihnya diabaikan apalagi dibanding-bandingkan. Hal demikian tidak disadari orang tua akan menjadi bahan peledak.
Anak hanya membutuhkan kasih sayang, perhatian, pengertian dan contoh nyata dari kedua orang tuanya. Darimana anak belajar bertutur lembut jika orang tuanya tidak berlaku demikian.
Dari pemaparan dan pengalaman yang saya tuliskan di atas, Sobat Pena pasti dapat menyimpulkannya sendiri, bukan?
Penyebab Anak Melawan Orang Tua, 100% Salah Orang Tua?
Sumber foto : Pixabay |
Bagaimana Menghadapai Anak yang Suka Melawan?
Memaksakan kehendak kepada anak adalah cara keliru |
- Orang Tua Harus Hadapi dengan Tenang : Anak mengamuk, orang tua juga mengamuk. Bisa dibayangkan bagaimana situasinya? Saya pribadi tak dapat membayangkannya karena hanya menyisakan sesak didada. Ketika anak ingin kemauannya di dengar meski caranya salah, orang tua harus menghadapi dengan tenang, tidak mudah tersulut emosi. Ibarat api dan air, jika api adalah situasi sensitif anak, dan air adalah cara orang tua menghadapinya, maka win-win solution antar anak dan orang tua mudah ditemukan, bukan?
- Dengarkan Pendapatnya Seperti Orang Tua ingin Didengar : Setelah emosinya teratasi, kini saatnya orang tua mendengar apa keinginan anak. Mendengar pendapat dan kemaunnya bukan berarti orang tua wajib menuruti segala keinginan anak, ya! Luangkan waktu 5 hingga 10 menit mendengarkan keinginan anak menjadi wujud nyata bagi anak bahwa kita bukan orang tua egois. Kedepannya anak tak lagi sungkan untuk berbagi, berdiskusi, dan bernegosiasi dengan orang tua.
- Beri Anak Pilihan : Sejak tahun 2012, berbagai pengalaman tercipta antara saya dan anak-anak didik di mana rata-rata usia mereka ialah 6 sampai 15 tahun. Memberikan mereka pilihan adalah cara terbaik untuk meminta melakukan apa yang diperintahkan secara tidak langsung. Dengan cara ini pula anak tidak merasa dipaksa oleh keadaan ataupun orang tuanya.
- Biarkan Pengalaman menjadi Pelajaran bagi Anak : Pengalaman adalah guru yang berharga. Tampaknya pepatah ini berlaku juga untuk anak-anak yang suka melawan. Ketika orang tua melarang sesuatu untuk dilakukan oleh anak pastilah terselip alasan. Jika anak tidak mengindahkan, maka biarkan pengalamannya menjadi pelajaran. Dilarang bermain dekat dengan kompor menyala karena khawatir akan terkena api, tidak dihiraukan, maka jika anak akhirnya tersulut panasnya api, maka berikan pemahaman mengapa ia dilarang berdekatan dengan api.
- Ciptakan Lingkungan Harmonis di Rumah : Semua permasalahan dan keinginan dapat dibicarakan bersama dengan cara baik-baik. Jika hal ini terjadi di dalam lingkungan keluarga, maka fenomena anak suka melawan kepada orang tua dapat dihindari. Lingkungan penuh kasih sayang tanpa paksaan dan judgement akan terasa lebih menyenangkan bagi anak. Anak pun akan lebih betah berlama-lama tinggal di rumah.
Komentar
Posting Komentar