Grandparenting : Penjelasan, Sebab dan Dampaknya Pada Anak

Maret 12, 2023
0 komentar

 

Pengasuhan anak soyogyanya merupakan tanggung jawab kedua orangtua. Namun tak jarang pola asuh grandparenting turut serta sehingga menimbulkan dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan dan pembentukan perilaku anak.

Sebenarnya tidak ada masalah jika kakek dan nenek ikut serta dalam proses mengasuh anak, sebab tidak semua orangtua dalam hadir secara keseluruhan dalam kehidupan anak. Namun, perlu adanya batasan serta kesepatakatan antara orangtua dengan kakek-nenek dalam proses mengasuh anak agar tidak tumpeng tindih yang justru membuat anak semakin bingung dan impulsive.

Grandparenting

Beberapa alasan yang mengharuskan pola asuh grandparenting ialah karena orangtua yang harus bekerja di luar kota, orangtua yang bercerai, dan tidak percaya jika anak harus dititip kepada orang asing.

Tidak banyak orangtua yang menyadari bahwa peran grandparenting sangat memengaruhi mental dan sikap anak, semua itu disebabkan keberadaan ilmu parenting yang berkembang pesat di kalangan orangtua millenial yang akhirnya dapat meluruskan sekaligus menyadarkan betapa pengasuhan grandparenting sangat tidak disarankan.

Mari kita bahas bareng-bareng alasan mengapa pengasuhan grandparenting sebaiknya dihindari serta apa saja dampak dari pengasuhan ini akan dibahas dari sudut pandang orangtua dan seorang anak.

4 Jenis Pola Asuh Orang Tua serta Dampaknya

Setiap keluarga memiliki style yang berbeda dalam mengasuh buah hati di rumah. Akan tetapi, tidak semua orangtua mengetahui ataupun mengetahui bahwa tiap pola asuh yang diberlakukan memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap tumbuh kembang anak.

Berikut 4 jenis pola asuh yang umumnya dilakukan orang tua kepada sang buah hati tercinta :

Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang berpusat pada orang tua. Anak sepenuhnya dikontrol oleh orang tua, tak jarang pola asuh otoriter dibarengi dengan ucapan yang kasar serta keras, ancaman, larangan hingga hukuman.

Orang tua dengan luka masa kecil yang juga dibesarkan dengan pola asuh seperti ini biasanya akan mengulangnya kembali dalam proses mengasuh anaknya kelak. Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari dampak buruk yang diakibatkan seperti : Anak sulit mengambil keputusan sendiri karena selalu diatur oleh orang tua, anak tidak berani mengemukakan pendapatnya, anak menjadi tidak mandiri dan rentan melakukan kebohongan.

Pola Asuh Permisif

Permisif artinya suka mengizinkan, serba membolehkan (sumber : KBBI). Pola asuh grandparenting sering melakukan tindakan tersebut dalam proses pengasuhan. Kakek dan nenek sulit untuk menolak setiap permintaan cucu meski orang tua sudah mewanti-wanti.

Tetapi tidak sedikit pula orang tua melakukan pola asuh permisif kepada anaknya, kenyamanan anak adalah prioritas utama. Anak menganggap orang tua adalah temannya.

Kekurangan pola asuh permisif adalah anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak tahu batasan, impulsive dan agresif. Selain itu anak menjadi tidak mandiri dan tidak pula memiliki kontrol terhadap diri, egois, mendominasi, serta berisiko mengalami masalah dalam hubungan dan interaksi sosial

Pola Asuh Neglectful

Ciri pola asuh neglectful adalah ketidakpedulian orang tua terhadap tumbuh kembang serta kebutuhan mental anak. Orang tua terkesan tidak memberikan batasan tegas untuk anak. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pola suh neglectful terjadi, diantaranya ; orang tua dalam masa depresi atau pernah merasa diabaikan di masa kecilnya.

Dampak pola asuh neglectful yang dirasakan oleh anak, diantaranya ; anak terlihat tidak bahagia, anak selalu mencari perhatian di luar rumah hingga terjerumus ke lingkungan yang salah, dan cenderung merasa rendah diri.

Pola Asuh Otoritatif

Dari semua jenis pola asuh yang dilakukan orang tua, pola asuh otoritatif dianggap menjadi pola asuh ideal untuk diterapkan. Pola asuh otoritatif dikenal pula dengan pola asuh demokratis. Orang tua mengutamakan komunikasi dua arah antara anak dan orang tua.

Orang tua selalu mendukung, responsif, selalu mendengarkan pendapat anak, menciptakan kesadaran anak terhadap setiap konsekuensi dari perilakunya serta mengajarkan aturan-aturan dengan cara yang bijak.

Dengan pola asuh demikian, tidak heran jika banyak pengaruh baik dari pola asuh otoritatif untuk pertumbuhan anak seperti : anak mampu berinteraksi dengan baik, mudah bekerjasama dengan orang lain, dapat mengendalikan diri dengan baik, memiliki kesehatan mental yang baik.

Alasan Mengapa Grandparenting Sangat Tidak Disarankan untuk Diterapkan pada Anak

Berdasarkan beberapa pengalaman pola asuh grandparenting, dapat disimpulkan bahwa pola suh grandparenting dapat membuat anak menjadi lebih impulsif, dan suka memaksa permintaan kepada orang lain.

Perilaku – perilaku tersebut jika dibiarkan terus dibiarkan

Komentar

Postingan Populer