Grandparenting : Penjelasan, Sebab dan Dampaknya Pada Anak
Pengasuhan anak soyogyanya merupakan tanggung jawab kedua
orangtua. Namun tak jarang pola asuh grandparenting turut serta sehingga
menimbulkan dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan dan pembentukan
perilaku anak.
Sebenarnya tidak ada masalah jika kakek dan nenek ikut serta
dalam proses mengasuh anak, sebab tidak semua orangtua dalam hadir secara
keseluruhan dalam kehidupan anak. Namun, perlu adanya batasan serta
kesepatakatan antara orangtua dengan kakek-nenek dalam proses mengasuh anak
agar tidak tumpeng tindih yang justru membuat anak semakin bingung dan
impulsive.
Beberapa alasan yang mengharuskan pola asuh grandparenting
ialah karena orangtua yang harus bekerja di luar kota, orangtua yang bercerai,
dan tidak percaya jika anak harus dititip kepada orang asing.
Tidak banyak orangtua yang menyadari bahwa peran
grandparenting sangat memengaruhi mental dan sikap anak, semua itu disebabkan keberadaan
ilmu parenting yang berkembang pesat di kalangan orangtua millenial yang akhirnya
dapat meluruskan sekaligus menyadarkan betapa pengasuhan grandparenting sangat
tidak disarankan.
Mari kita bahas bareng-bareng alasan mengapa pengasuhan
grandparenting sebaiknya dihindari serta apa saja dampak dari pengasuhan ini
akan dibahas dari sudut pandang orangtua dan seorang anak.
4 Jenis Pola Asuh Orang Tua serta Dampaknya
Setiap keluarga memiliki style yang berbeda dalam mengasuh
buah hati di rumah. Akan tetapi, tidak semua orangtua mengetahui ataupun
mengetahui bahwa tiap pola asuh yang diberlakukan memiliki dampak yang
berbeda-beda terhadap tumbuh kembang anak.
Berikut 4 jenis pola asuh yang umumnya dilakukan orang tua
kepada sang buah hati tercinta :
Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang berpusat pada orang
tua. Anak sepenuhnya dikontrol oleh orang tua, tak jarang pola asuh otoriter
dibarengi dengan ucapan yang kasar serta keras, ancaman, larangan hingga
hukuman.
Orang tua dengan luka masa kecil yang juga dibesarkan dengan
pola asuh seperti ini biasanya akan mengulangnya kembali dalam proses mengasuh
anaknya kelak. Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari dampak buruk yang
diakibatkan seperti : Anak sulit mengambil keputusan sendiri karena selalu
diatur oleh orang tua, anak tidak berani mengemukakan pendapatnya, anak menjadi
tidak mandiri dan rentan melakukan kebohongan.
Pola Asuh Permisif
Permisif artinya suka mengizinkan, serba membolehkan (sumber
: KBBI). Pola asuh grandparenting sering melakukan tindakan tersebut dalam
proses pengasuhan. Kakek dan nenek sulit untuk menolak setiap permintaan cucu
meski orang tua sudah mewanti-wanti.
Tetapi tidak sedikit pula orang tua melakukan pola asuh
permisif kepada anaknya, kenyamanan anak adalah prioritas utama. Anak
menganggap orang tua adalah temannya.
Kekurangan pola asuh permisif adalah anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang tidak tahu batasan, impulsive dan agresif. Selain itu anak
menjadi tidak mandiri dan tidak pula memiliki kontrol terhadap diri, egois,
mendominasi, serta berisiko mengalami masalah dalam hubungan dan interaksi sosial
Pola Asuh Neglectful
Ciri pola asuh neglectful adalah ketidakpedulian orang tua
terhadap tumbuh kembang serta kebutuhan mental anak. Orang tua terkesan tidak
memberikan batasan tegas untuk anak. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pola
suh neglectful terjadi, diantaranya ; orang tua dalam masa depresi atau pernah
merasa diabaikan di masa kecilnya.
Dampak pola asuh neglectful yang dirasakan oleh anak,
diantaranya ; anak terlihat tidak bahagia, anak selalu mencari perhatian di
luar rumah hingga terjerumus ke lingkungan yang salah, dan cenderung merasa
rendah diri.
Pola Asuh Otoritatif
Dari semua jenis pola asuh yang dilakukan orang tua, pola
asuh otoritatif dianggap menjadi pola asuh ideal untuk diterapkan. Pola asuh
otoritatif dikenal pula dengan pola asuh demokratis. Orang tua mengutamakan
komunikasi dua arah antara anak dan orang tua.
Orang tua selalu mendukung, responsif, selalu mendengarkan
pendapat anak, menciptakan kesadaran anak terhadap setiap konsekuensi dari
perilakunya serta mengajarkan aturan-aturan dengan cara yang bijak.
Dengan pola asuh demikian, tidak heran jika banyak pengaruh
baik dari pola asuh otoritatif untuk pertumbuhan anak seperti : anak mampu
berinteraksi dengan baik, mudah bekerjasama dengan orang lain, dapat
mengendalikan diri dengan baik, memiliki kesehatan mental yang baik.
Alasan Mengapa Grandparenting Sangat Tidak Disarankan untuk
Diterapkan pada Anak
Berdasarkan beberapa pengalaman pola asuh grandparenting,
dapat disimpulkan bahwa pola suh grandparenting dapat membuat anak menjadi
lebih impulsif, dan suka memaksa permintaan kepada orang lain.
Perilaku – perilaku tersebut jika dibiarkan terus dibiarkan
Komentar
Posting Komentar