9 Adab Ketika Mendengar Azan Berkumandang

November 01, 2022
1 komentar
Adab-ketika-azan-berkumandang


Hal apa yang biasanya sobat HujanPena lakukan saat mendengar azan berkumandang? Tetap melakukan kegiatan seperti biasa atau diam sejenak? Ternyata ketika mendengar azan berkumandang pun, ada adab-adab yang perlu diperhatikan.

Sejenak terlihat sepele sekali. Namun, mendengarkan azan berkumandang sampai habis lalu membaca doa setelah azan adalah kebiasaan kecil yang sedang aku upayakan, Sob.

Sulitkah? Tidak juga. Semua kembali kepada niat masing-masing. Dalam pemahaman sederhana yang kuyakini selama ini, azan adalah panggilan Allah untuk hamba-hambaNya. Allah sedang memanggil kita untuk menunaikan kewajiban kita sebagai muslim. Lalu, ketika sedang ‘dipanggil’ apakah elok rasanya kita tetap melakukan kegiatan bahkan tetap berbincang dengan teman?

Memulai Kebiasaan Baik Sejak SMP

Apakah yang aku lakukan masuk dalam kategori kebiasaan baik atau tidak? Aku ingat betul kapan akhirnya kebiasaan ini terbawa hingga sekarang. Setiap memasuki waktu maghrib, aku selalu mematikan televisi, atau ketika mulai terdengar kumandang azan menggema, segala peralatan elektronik yang menghasilkan suara pasti akan kumatikan. Ya, kebiasaan yang kumulai sejak duduk di bangku SMP, kala itu sekolah tempatku menimba ilmu berhadapan dengan sebuah masjid besar di desaku. Dulu, saat duduk di kelas 8 (delapan), setiap memasuki waktu shalat ashar, seluruh siswa diwajibkan untuk shalat berjamaah di masjid.

Sempat saat masih bekerja di salah satu bimbingan belajar bernuansa Islam. Setiap kali memasuki waktu shalat, kami para tutor diperbolehkan berhenti sejenak, tidak berbicara (menjelaskan). Dan kebiasaan itu terbawa hingga sekarang.

Sebuah kebiasaan kecil atau amalan kecil yang dilakukan secara terus – menerus insyaa Allah akan membuat hati kita tetap mengingat segala KuasaNya.

Mendengar SeruanNya Selama 24 Jam

Pernah di sebuah kajian yang disampaikan oleh salah seorang Ulama besar, beliau mengatakan bahwa azan terus berkumandan selama 24 jam, hal ini disebabkan oleh bentuk bumi yang bulat sehingga perbedaan waktu azan dari satu kota dengan kota lain bahkan dari satu negara lain tidak begitu jauh. Sehingga panggilan Allah untuk para hambanya terus berkumandang selama 24 jam bahkan hingga hari kiamat

Namun, ada hal menarik dari seruan Illahi ini, ketika pernah suatu hari aku mendapati sebuah kalender islami terpajang di dinding rumah. Iseng membuka tiap lembarannya karena ikut takjub melihat berbagai foto masjid-mesjid megah nan indah dari seluruh penjuru dunia, hingga mataku terhenti pada sebuah foto masjid yang dibarengi dengan sebuah hadist shahih tentang waktu-waktu mustajabnya doa ;

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bahwa seseorang pernah berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya muadzin selalu mengungguli kami dalam pahala amalan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



قُلْ كَمَا يَقُولُونَ فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ

“Ucapkanlah sebagaimana disebutkan oleh muadzin. Lalu jika sudah selesai kumandang azan, berdoalah, maka akan diijabahi (dikabulkan).” (HR. Abu Daud no. 524 dan Ahmad 2: 172. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Artinya, doa sesudah azan termasuk di antara doa yang diijabahi (sumber : Rumaysho.com)

Membaca hadist di atas, hatiku semakin yakin bahwa tidak ada yang sia-sia mengamalkan suatu amalan meski kecil asal konsisten. Dengan dibuktikan oleh beberapa sumber kebenaran azan yang terus berkumandang selama 24 jam, itu artinya kita bisa terus memanjatkan doa. Bukankah Allah senang melihat hambaNya yang berdoa dan meminta kepadanya?

Adab Sederhana yang Sering Dilalaikan

Islam mengajarkan banyak sekali adab yang dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Islam sangat mengatur semuanya dengan jelas. Sama halnya dengan ketika kita mendengar azan sedang berkumandang. Maka, janganlah sekali-kali kita berniat dengan sengaja mengabaikan adab-adab sederhana dalam beribadah.

Sebagai bahan pengingat bersama, ada 9 (sembilan) adab ketika mendengar azan berkumandang yang sudah kurangkum di bawah ini :

1. Mengucapkan Seperti Apa yang Diucapkan Muazin

Ada sebuah hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ

عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ


“Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bershalawatlah untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat padanya (memberi ampunan padanya) sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah pada Allah untukku. Karena wasilah itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah, aku berharap akulah yang mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti itu, dialah yang berhak mendapatkan syafa’atku.” (HR. Muslim no. 384).


2. Bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Allahumma sholli ‘ala Muhammad

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


اِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَأَ فَقُوْلُوْا مَثَلُ مَا يَقُوْلُ ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ.


Artinya: Ketika kalian mendengarkan adzan maka jawablah, kemudian setelah itu bacalah sholawat kepadaku. (H.R. Muslim dan Abu Dawud)

3. Minta pada Allah untuk wasilah kepada Rasulullah SAW beserta keutamaan lainnya

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah:

"Barangsiapa mengucapkan setelah mendengar adzan ‘allahumma robba hadzihid da’watit taammah wash sholatil qoo-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda alladzi wa ‘adtah’ [Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini (dakwah tauhid), shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah (kedudukan yang tinggi), dan fadilah (kedudukan lain yang mulia). Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqom (kedudukan) terpuji yang telah Engkau janjikan padanya], maka dia akan mendapatkan syafa’atku kelak.” (HR.Bukhari no. 614 )

4. Membaca: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa

Doa tersebut dibaca selepas adzan berkumandang agar kita meraih ampunan di sisi Allah Ta’ala:
“Siapa yang mengucapkan setelah mendengar azan: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa. (Artinya: aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha sebagai Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku), maka dosanya akan diampuni.” (HR. Muslim no. 386).

5. Memanjatkan Doa Sesuai yang Diinginkan



Waktu adzan merupakan waktu yang baik untuk memanjatkan doa sebab terdapat doa mustajab antara adzan dan iqamah sebagaimana hadits berikut ini:
“Doa antara azan dan iqamat tidak ditolak.” [HR. Abu Dawud no. 489]

6. Berdoa Agar Dosa-Dosa Diampuni

7. Tidak Berbicara

Pada dasarnya tak ada larangan berbicara di sela-sela menjawab adzan, namun lebih diutamakan untuk diam dan menjawab adzan. Namun, alangkah lebih baik jika kita tetap menghormati paggilanNya dengan tetap diam tanpa berbicara apapun kecuali menjawab apa yang diucapkan Muazin.

8. Menghentikan Aktivitas yang Dilakukan

Adab selanjutnya yakni menghentikan aktivitas yang dilakukan agar dapat mendengar dan menjawab adzan dengan saksama. Saya jadi teringat sekitar tiga tahun lalu mengunjungi Aceh, kota yang dijuluki Serambi Mekah, untuk berwisata pasca menikah. untuk pertama kalinya dengan mata kepala saya melihat seluruh toko oleh-oleh yang berada di depan masjid Baiturrahman menghentikan aktivitas jual-beli sejenak untuk menyegerakan shalat. 

9. Menyegerakan shalat



Ibnu Jarir dalam kitab tafsirnya berkata, dari Al Auza’i, dari Musa bin Sulaiman, dari Al Qosim bin Mukhoymiroh mengenai firman Allah Ta’ala,

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ

“Dan datanglah orang-orang setelah mereka yang menyia-nyiakan shalat.” (QS. Maryam: 59)

Penutup 

Meski belum seluruhnya kesembilan adab di atas dapat dilakukan secara penuh, setidaknya mulai saat ini kita mulai membiasakan hal-hal sederhana yang berkaitan dengan adab dalam beribadah. meskipun terlihat sebagai suatu amalan kecil, jika dilakukan secara kontinyu pastilah memberi manfaat besar dan terhitung amal shaleh. 

Apalagi untuk sobat HujanPena yang memiliki hajat atau keinginan tertentu dalam hidupnya, boleh dipraktekkan adab nomor poin 5 seperti yang tertulis di atas. Dikabulkan Allah dalam waktu dekat ataupun tidak, semua kita kembalikan hanya kepada Allah yang Maha Tahu segalanya. 

Dari ke-9 adab mendengar azan berkumandang, adab nomor berapa yang sudah sering sobat lakukan? Komen di bawah ya!









Komentar

  1. Semoga bisa memanfaatkan waktu makbul untuk berdoa, antara azan dan iqamat. Makasih artikelnya menjadi pengingat...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer