Nasib Perekonomian Indonesia dan Peluang Bisnis di Resesi 2023
Mendengar istilah resesi apa yang terlintas dalam benak
sobat HujanPena? Takut? Atau bingung? Beberapa hari terakhir ini gencar sekali
para influencer keuangan membahas resesi 2023. Ada apa di tahun 2023? Apakah akan
benar-benar terjadi resesi?
Dunia kini tengah dilanda kekhawatiran akan terjadinya
resesi di tahun 2023, dan bayangan akan resesi kian terasa makin dekat ketika
Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan sepertiga ekonomi di dunia telah
mengalami resesi atau pertumbuhan negative selama dua kuartal berturut-turut. Resesi
ekonomi dapat memicu penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya
pengangguran, hingga kebangkrutan ekonomi.
Dana Moneter Internasional (IMF) mengindikasikan bahwa
beberapa negara di dunia seperti Amerika Serikat, Eropa, bahkan China akan
mengalami perlambatan ekonomi terdalam.
Kapan Awal Krisis Ekonomi Bermula?
Masih sangat jelas di ingatan kita akan suramnya dunia
secara global mulai dari akhir tahun 2019 hingga akhir 2021. Pandemi secara
global masuk ke seluruh penjuru dunia, menghambat seluruh lini per ekonomian di
dunia. Banyak yang bekerja secara online, dilarangnya berkegiatan di luar
rumah, bahkan sekolah juga dilakukan secara daring (online).
Jika melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih
terbilang cukup kuat dengan inflasi yang masih terjaga dan pertumbuhan ekonomi
diperkirakan masih kisaran 5,1%. walaupun sempat beberapa kali dampak pandemi terhadap
perekonomian beberapa kali mengalami guncangan hebat.
Untuk para Ibu-Ibu di Indonesia sepertinya sudah tidak asing
dengan perubahan-perubahan harga bahan pokok yang terus melonjak, kalau
biasanya harga bahan pokok melonjak di saat mendekati momen Lebaran, Natal dan Tahun
baru. Untuk di tahun 2022 jelas sekali terasa perubahan yang drastis. Harga bahan
pokok bisa kapan saja naik.
Belum selesai sampai di permasalahan harga bahan pokok yang
semakin meningkat, jumlah pengangguran di Indonesia juga semakin bertambah. Beberapa
perusahaan asing yang terbilang cukup besar pun merasakan imbasnya. Banyak perusahaan
yang harus meminimalisir pengeluaran dengan cara memberhentikan beberapa
karyawan yang dianggap tidak produktif lagi, hingga beberapa perusahaan
mengalami gulung tikar.
Bagaimana Dampak Resesi 2023 di Indonesia?
Beberapa pakar ada yang berpendapat bahwa Indonesia masih memasuki
kondisi ‘aman’ untuk menghadapi resesi 2023, jadi tidak ada yang perlu
dikhawatirkan. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa resesi 2023 akan menjadi
jurang krisis ekonomi paling gelap dalam sejarah karena berbagai hal yang
mendukung.
Indonesia sendiri bukan kali pertama merasakan krisis
moneter seperti yang digadang-gadang oleh para pakar. Masih ingat kerisis ekonomi
di akhir tahun 1998 hingga ke tahun 1999 sehingga rupiah melemah? Ya. Indonesia
mampu melewatinya. Hal tersebut membuktikan bahwa Indonesia masih bisa ‘berjuang’
di tahun 2023.
Sempat di tahun 2021 masyarakat Indonesia digemparkan dengan
dollar AS yang terus menguat hingga memasuki nominal Rp. 15.000,. Namun,
beruntungnya pasar saham Indonesia pada tahun 2021 masih tercatat positif
hingga saat ini. Semua data membuktikan bahwa Indonesia dinilai masih mampu
bertahan di tahun 2023.
Jadi? Kalau begitu, apa yang sebenarnya ditakutkan pada
tahun 2023? Hal-hal yang semakin memperparah perekonomian adalah ketika tidak
ada lagi permintaan dan menurunnya minat beli dari masyarakat. Di awal bangkitnya
Indonesia pasca pandemi di pertengahan tahun 2021 hingga tahun 2022, pemerintah
terus gencar mendorong masyarakat untuk tetap memiliki minat beli yang tinggi. Hal
ini didukung dengan banyaknya layanan pinjaman yang sukarela ditawarkan kepada
masyarakat.
Lantas? Apa hubungannya? Berarti apakah pinjaman online itu
sah-sah saja? begini analoginya, jika seorang karyawan di kota Z bekerja di dan
memiliki penghasilan dari sebuah perusahaan B, lalu karena pandemi, maka
karyawan tersebut akhirnya diberhentikan, ‘kan? Ketika karyawan toko B
diberhentikan, otomatis akan mengurangi daya beli masyarakat di kota Z. kalau
daya beli semakin menurun, disinilah kekhawatirannya. Otomatis akan berdampak
pula kepada nasib para investor atau pengusaha.
Jadi, dengan kata lain, resesi tahun 2023 kemungkinan akan
terjadi, kemungkinan juga tidak terjadi. Untuk itulah masyarakat harus tetap
memiliki daya beli yang stabil guna mempertahankan ekonomi nasional.
Akankah lebih banyak masyarakat yang ingin mengambil
pinjaman di jasa peminjam online? Jawabannya sangat subjektif, semua bergantung
pada pribadi masing-masing. Namun, satu hal yang mungkin akan terjadi di tahun
2023 ialah jika memang daya beli masyarakat menurun dengan ketidakinginan
meminjam lagi di jasa peminjaman online, maka otomatis akan banyak
barang-barang tersier yang mengalami penurunan drastis. Dengan kata lain, akan
banyak barang-barang tak habis pakai yang dijual dengan harga sangat miring
dengan dalih yang penting barang terjuang tidak terjadi penimbunan barang.
Seharusnya, jika masyarakat Indonesia mampu berpikir dengan
kepala dingin dan tidak termakan oleh kalimat yang seolah menggambarkan bahwa
resesi 2023 akan terjadi, masyarakat Indonesia akan memiliki banyak kesempatan
tidak terduga.
Apa Persiapan yang Harus Dilakukan untuk Menghadapi Resesi 2023?
Untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah, mungkin bisa memulai
untuk mengatur berbagai kebutuhan dengan sangat rinci, kurangi membeli
barang-barang yang bukan menjadi sebuah prioritas. Mulai bisa menabung guna mempersiapkan
kemungkinan yang terjadi di tahun 2023.
Jika masih memiliki hutang? Maka segeralah melunasinya
dengan menjual beberapa asset berharga tak bergerak. Upayakan untuk tidak lagi
mengambil pinjaman dengan suku bunga yang tinggi guna meminimalisir kemungkinan
terburuk.
Di beberapa akun food influencer juga dikatakan, para
ibu-ibu sudah bisa membiasakan diri untuk melakukan food preparation guna
memperkecil laju keluarnya dana bulanan yang selama ini masih bisa disederhanakan.
Peluang Usaha yang Tetap Bertahan pada Tahun 2023
Beberapa pemilik usaha kecil dan menengah bahkan pengusaha besar sekalipun mulai merasa was-was dengan keadaan perekonomian global pada tahun 2023. Perlahan mereka mulai berpikir, sector bisnis apa yang akan tetap survive? Pastinya sector usaha yang berkaitan dengan kebutuhan utama kita sehari-hari, seperti :
Industri Kesehatan
Pandemi COVID-19 seolah semakin mengajarkan kita untuk
peduli dengan Kesehatan. Banyak produsen obat herbal yang semakin bersinar di
tahun 2021 hingga tahun 2022. Masyarakat semakin peka terhadap Kesehatan diri
dan anggota keluarga. Maka tidak heran jika industri ini akan tetap berjalan di
resesi tahun 2023.
Industri Makanan dan Minuman
Seperti yang saya katakana tadi, perusahaan atau industri
yang bergerak di bidang kebutuhan utama tidak akan mengalami penurunan secara drastic,
karena permintaan akan selalu ada. Makhluk hidup terus membutuhkan makanan dan
minuman meski mungkin euphorianya tidak semeriah sebelum pandemi.
Industri Kecantikan
Semenjak Covid-19 datang ke Indonesia, mengharuskan banyak
masyarakat yang bekerja dari rumah bahkan ada yang kehilangan pekerjaan,
membuat beberapa pemilik usaha mulai memutar otak untuk mencari usaha yang
tidak akan sepi peminatnya. muncullah beberapa produk kosmetik ternama juga
viral seperti saat ini. dengan munculnya produk kosmetik tersebut, para
konsumen yang membutuhkan merasa tercover dan masyarakat yang kehilangan
pekerjaan juga merasa tertolong, simbiosis mutualisme.
Jasa Konsultasi Hingga Perencanaan Keuangan
Salah satu skill yang harus dimiliki pada tahun 2023 ialah perencanaan
keuangan. Semua kalangan sangat membutuhkan jasa ini agar tidak chaos ketika
menghadapi hal-hal terburuk dari sisi ekonomi. Dengan mempelajari perencanaan
keuangan dengan baik diharapkan akan membantu kita mempersiapkan dana-dana
darurat yang sewaktu-waktu dibutuhkan.
Komentar
Posting Komentar