Anak Masuk Pesantren : Keharusan atau Tren?

Januari 22, 2023
6 komentar
anak-masuk-pesantren
Ilustrasi-siswa-pesantren : Sumber freepik.com

Anak masuk pesantren bukanlah hal baru. Sejak dulu sepertinya sudah banyak orang tua memutuskan untuk memasukkan anaknya ke pesantren. Sebut saja pesantren tersohor di Gontor, siapa yang tidak kenal? Mungkin ada salah satu keluarga Sobat Pena yang pernah mengenyam pendidikan di sana.

Sejak tahun 2000-an, tren memasukkan anak untuk belajar di pesantren semakin meningkat. Penyebab dan alasannya tentu beragam. Terlepas dari semua alasan tiap orang tua memasukkan anak ke pesantren, saya menjadi tertarik untuk membahas kelebihan serta kekurangan anak masuk pesantren serta menelisik apakah memasukkan anak ke pesantren sebatas keharusan atau tren belaka.

Sebagai orang tua, seharusnya sudah meninjau lebih dalam pesantren seperti apa yang akan dipilih dari banyaknya model pesantren, mulai dari full pesantren atau pesantren yang juga memberikan fasilitas sekolah formal, pesantren khusus akhwat (perempuan), pesantren khusus ihkwan (laki-laki), atau pesantren khusus untuk menghapal ayat-ayat suci Al-Quran saja.


Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Anak Masuk Pesantren

1. Sistem Pesantren

Dalam hal sistem pesantren akan menyinggung banyak hal, seperti bagaimana sistem KBM di pesantren, bagaimana sistem jenguk antar siswa pesantren dengan orang tua, dan hal-hal crucial lain sepanjang mengenyam pendidikan di pesantren, agar tidak ada miss understanding di kemudian hari yang justru akan menyulitkan salah satu pihak.

2. Kebersihan Pesantren

Ada beberapa pernyataan dari orangtua yang pernah menghantar anaknya masuk ke pesantren seputar kebersihan pesantren itu sendiri, diantaranya anak rentan terkena penyakit kulit, tentu penyebabnya beragam. Maka orangtua harus menyelidiki sedari awal bagaimana kebersihan pesantren, mulai dari airnya, kemudia alat mandi yang dipakai.

3. Biaya Bulanan atau Tahunan

Setiap pesantren memiliki kelebihan dan keunggulan yang berbanding lurus dengan harga yang ditawarkan untuk dibayar. Sistem pembayarannya juga beragam antara lain, di awal, bulanan, atau tahunan. Harga dan kualitas biasanya akan sebanding, dan semua itu dikembalikan kepada kemampuan orangtua masing-masing. Alangkah lebih baik, memasukkan anak ke pesantren didasari oleh keinginan, impian orangtua memiliki anak seorang penghapal Al-Quran, bukan sekadar kesenangan semata, mengikuti tren kebanyakan orangtua lainnya.

4. Tanya Keinginan Anak

Hal tak kalah penting lainnya adalah menanyakan kesiapan dan kesanggupan anak untuk masuk pesantren. Apakah masuk pesantren adalah keinginan anak atau orangtua? Seringkali kita sebagai orangtua egois, merealisasikan keinginan kita tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada anak, bagaimanapun juga anak yang akan menjalani kehidupan pesantren, bukan orangtua. Karena tak jarang anak akan mudah berhenti di tengah jalan karena masuk pesantren bukanlah keinginan mereka.


Kelebihan Anak Masuk Pesantren


anak-masuk-pesantren
Ilustrasi-siswa-pesantren-menghapal-Al-Quran

Tentu banyak perubahan yang anak dapatkan ketika masuk pesantren. Perubahan-perubahan baik inilah yang sering menjadi alasan orangtua untuk memasukkan anak ke pesantren. Apa saja kelebihan anak masuk pesantren?

1. Menjadi Penghapal Al-Quran
2. Anak Menjadi Mandiri
3. Anak Belajar Ilmu Agama & Bahasa Asing
4. Anak Belajar Bersosialisasi
5. Anak Belajar Mengontrol Diri


Kekurangan Anak Masuk Pesantren

Mengapa ada kekurangan? Bukankah baik memasukkan anak ke pesantren? Jawabannya beragam ya. Tapi yang pasti adalah, setiap kelebihan akan sejalan dengan kekurangan dong? Semua dibahas agar menjadi bahan pertimbangan untuk orangtua sebelum memutuskan memasukkan anak ke pesantren, apa saja?

1. Bonding Anak dengan Orangtua Terbatas
2. Kebebasan Anak Dibatasi
3. Peraturan Ketat, Anak Menjadi Tidak Nyaman
4. Tidak Disarankan untuk Anak dengan Fisik Lemah


Apapun keputusan orangtua terhadap masa depan anak, tetaplah perlu mempertimbangkan banyak hal, apalagi ketika ingin menghantarkan anak ke pesantren. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat untuk Sobat Pena dan orangtua lainnya. Jika Sobat Pena punya pandangan sendiri perihal anak masuk pesantren, boleh komen-komen di bawah ya!

Anak masuk pesantren? Keharusan atau Tren?

Komentar

  1. Saya pernah belajar dan main di beberapa pesantren. Favorit saya pesantren yang ada sekolah formalnya tapi masih tradisional. Tempat saya belajar dulu asyik, pagi sekolah umum sorenya ngaji. Hiburannya cari ikan di kali, main bola, bisa main ke warga sekitar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru sekali model pesantren seperti ya. Andai pesantren modern ingin kilas balik ke model pesantren tradisional, anak-anak pasti tidak mudah bosan dan berhenti di tengah jalan.

      Hapus
  2. Kalau pengalamanku di pesantren sih lebih condong ke pendidikan diniyah (pelajaran agamanya) kak. Buanyak sekali yang harus dipelajari, diantaranya ilmu alat (nahwu, sharaf) yang terdiri dari beberapa tingkat, umumnya 3 tingkat dan umumnya dicapai dalam beberapa tahun untuk tiap tingkatannya. Ilmu mantiq (logika), ilmu fikih, fikih, ilmu tafsir, tafsir, ilmu hadis, hadis. Dan semuanya harus dicapai dalam beberapa tahun. Waktu lima tahun saya rasa belum cukup.
    Intinya sih menurutku kalau mau memasukkan anak di pesantren harus diteruskan setelah pendidikan formal.

    BalasHapus
  3. Point menanyakan anak apakah ia bersedia bersekolah di pesantren itu penting banget. Ukur kesanggupan dan kemauan anak. Pengalaman saya 6 tahun mondok, yang buat bertahan dan lulus dengan mental dan perilaku yang sehat berdasar dari kemauan saya sendiri untuk menjalankan kehidupan di sana.

    BalasHapus
  4. Rata-rata orang tua memasukkan anak ke pesantren biar si anak punya bekal ilmu agama yang bagus. Tapi kadang sistem pesantren yang cukup memberikan pressure tidak cocok bagi anak yang punya mental lemah. Apalagi jika sistem jenguk ortu minim jadi ortu tidak bisa memberikan pengawasan yang cukup dan memastikan apakah si anak nyaman atau tidak berada di sana. Menurutku yang paling penting sebelum memasukkan anak ke pesantren yaitu ortu lebih dulu mengenali kepribadian si anak dan bertanya apa dia mau bersekolah di tempat tersebut.

    BalasHapus
  5. Saya termasuk yang menyekolahkan anak ke pesantren.
    Alasan utama kami agar adalah karena memang citacita anak kami yang ingin mencoba merasakan boarding school. Di pesantren yang kami pilih, kami sama-sama belajar bahwa menjadi orangtua bukan hal yang mudah berpisah dengan anak, apalagi anak perempuan. Namun karena kami memiliki keterbatasan ilmu, maka bismillah.. Dengan memilih menimba ilmu di pesantren, semoga Allah mudahkan berjalan di dunia dan mendapatkan pahala untuk akheratnya kelak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer