Pro-Kontra Putusan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi 2023, Benarkah TKA Dihapuskan?

September 09, 2022
1 komentar

 

Sobat HujanPena sudah dengar kabar terbaru yang baru dua hari lalu disampaikan oleh Kemdikbudristek dan juga Mas Menteri Nadim Makarim? Yup! Kabar terbaru tentang penghapusan TKA (Tes Kemampuan Akademik) pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Dalam tayangan live di kanal youtube resmi Kemdikbudristek, dikatakan bahwa untuk SBMPTN 2023 TKA ditiadakan, dan seluruh calon peserta hanya akan mengikuti tes TPS (Tes Potensi Skolastik) saja.


Hingga saat ini, sudah banyak sekali pro dan kontra yang ditimbulkan setelah sosialisasi terkait transformasi seleksi masuk PTN ini diumumkan pada 7 September 2022. Mas Menteri sendiri menganggap kebijakan baru ini sesuai dengan berjalannya Kurikulum Merdeka yang sedang beliau kembangkan juga di beberapa sekolah. Menurutnya, kemampuan penalaran jauh lebih penting, tidak sekadar berorientasi pada menghapal rumus-rumus saja. Beliau juga menambahkan sebagai seorang mahasiswa sudah seyogyanya memiliki kemampuan nalar yang tinggi, memahami wacana dan bacaan sesuai konteksnya. Apakah benar demikian? 

Tes Skolastik sendiri terdiri dari : Penalaran Umum, Pengetahuan Kuantitatif, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, Memahami bacaan dan Menulis. Selain itu, ada juga literasi dalam bahasa Inggris yang akan menjadi bagian “measurement” lolos tidaknya calon mahasiswa tahun 2023.

Sontak keputusan ini menimbulkan perdebatan dua sisi, ada yang setuju karena tes masuk perguruan tinggi jalur SBMPTN menjadi lebih mudah, tidak perlu lagi disibukkan memilih TKA SOSHUM atau SAINTEK. Seperti yang kita tahu, TKA SAINTEK terdiri atas Kimia, Fisika, Biologi dan Matematika. Untuk SOSHUM ialah Ekonomi, Sosiologi, Geografi.

Namun, ada juga yang tidak setuju dan menganggap keputusan ini terkesan terburu-buru. Terlebih untuk beberapa jurusan “khusus” yang membutuhkan nilai tersendiri untuk menjadi tolak ukurnya, seperti jurusan Kedokteran misalnya, calon mahasiswa Kedokteran tentunya harus menyertakan juga nilai tes bidang Kimia dan Biologi untuk menjadi acuan bahwa mereka memang cocok untuk jurusan tersebut. Meski sebelumnya di tahun 2020, LTMPT juga hanya menggunakan TPS sebagai acuan untuk menseleksi calon mahasiswa baru. Namun, hal ini perlu ditinjau ulang karena jika hanya mengandalkan kemampuan penalaran, nantinya akan lebih banyak kasus “salah jurusan” di kalangan Mahasiswa, ‘kan? Dan berujung pada mahasiswa tersebut tidak bisa mengikuti perkuliahan.

Beberapa Alasan Penghapusan TKA, diantaranya :

  1. Katanya dengan sistem yang lama (TKA+TPS) membuat siswa terlalu banyak menghafal, sehingga kurangnya pemahaman yang disebabkan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk latihan soal. Sanggah : Padahal, TKA itu tidak melulu hafalan, perlu juga pemahaman dan untuk memperdalam pemahaman diperlukan latihan soal berkali-kali. 
  2. Katanya dengan sistem yang baru (Tidak ada TKA) maka tidak ada lagi diskriminasi antar siswa yang ikut bimbel dengan yang tidak ikut bimbel. Sanggah : Padahal ikut bimbel ataupun tidak adalah pilihan. Pilihan itu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Banyak juga kok siswa SMA maupun SMP yang ikut bimbel bukan karena mau mengikuti tes SBMPTN, ya karena nereka membutuhkannya guna menunjang kemampuan materi di sekolah. Lagipula, banyak juga mahasiswa yang lulus seleksi SBMPTN 2022 tanpa ikut bimbel, mereka berlatih soal di buku dan try out gratisan yang berseliweran di media sosial

Seyogyanya, setiap keputusan baru yang dikeluarkan pihak terkait harusnya diterapkan dalam skala kecil terlebih dahulu agar lebih matang dan tepat sasaran. TKA tidak bisa dihapuskan sepenuhnya, perlu ada subtes lain yang relevan untuk menunjang calon mahasiswa kompeten masuk dalam sebuah jurusan yang mereka inginkan.

Bagaimana menurut sobat HujanPena? Setuju kah jika TKA dihapuskan sepenuhnya? Atau TKA tidak perlu dihapus saja? Karena sejatinya perlu ada tolak ukur tersendiri untuk melihat kemampuan calon mahasiswa di tiap-tiap jurusan yang diambil. Tulis komentar kamu, ya sobat HujanPena!

 

Komentar

  1. Baru-baru ini aja dengar beritanya. Tujuan jangka panjangnya bagus sih, ya. Tapi, sepertinya perlu ekstra usaha untuk teknis di lapangan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer