Culture Shocked Menjadi "Orang Kaya Baru" : Review Film

September 29, 2022
2 komentar
Apa jadinya jika orangtua kita ternyata adalah seorang pengusaha yang telah menyiapkan uang puluhan milyar untuk keluarga?

Kalau dipikir-pikir kisahnya klasik banget dan "mungkin gak ya?"

Yang pasti, kisah semacam ini ada dan menimbulkan culture shock bagi yang sedang menjalaninya.

Culture Shock
Ekspresi culture shock 


Culture shock biasanya terjadi akibat adanya perbedaan kebiasaan yang tidak biasa terjadi dalam hidup kita. Bener gak, Sob? Dan ini sering dialami oleh mahasiswa dari suatu negara yang memilih untuk melanjutkan studi ke negara lain, misal mahasiswa Indonesia yang kuliah di Taiwan, pasti banyak culture shock yang dialami mulai dari makanan, lingkungan, waktu yang berbeda, dan juga iklim.

Apakah contoh kasus culture shock hanya itu saja? Tidak. Banyak ternyata hal-hal yang mungkin pernah kita hadapi dan lewati yang merupakan bagian dari culture shock.

Culture shock apa yang pernah kalian rasakan? Kalau aku pribadi, culture shock yang pernah aku rasakan ialah syok karena kebiasaan baru yaitu dari masa-masa gadis berubah menjadi seorang istri.

Kaget pasti dong! Bagaimana tidak, biasanya kita hanya memikirkan diri sendiri sekarang ada satu orang "asing" yang mesti kita pikirin dan urusin juga.

Atau, pernah kah Sobat HujanPena melihat beberapa orang terlihat sangat antusias dengan sesuatu hal baru sehingga kelihatan sangat mencolok perubahannya? Misal, seperti tiba-tiba jadi orang kaya, tiba-tiba dapat warisan dengan nominal fantastis? Siapapun yang mengalaminya pasti akan kaget dan berpikir hedonis seperti "Wah ... banyak uang nih! Aku mau ini ah, mau itu juga, beli ini dan beli itu!

Wajar kah? Kelihatannya wajar ya, kita bahkan beberapa kali melihat hal demikian di sekeliling kita. Namun apakah culture shock tidak akan berdampak terhadap pola pikir juga pola hidup kita kedepannya?

Apa itu Culture Shock?

Banyak yang belum tahu apa itu culture shock meski saat ini mungkin sedang mengalaminya. Culture shock adalah perasaan disorientasi yang dialami seseorang ketika tiba-tiba dihadapkan pada budaya dan cara hidup yang asing. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal baik besar maupun kecil, seperti grogi. Sehingga tak jarang timbul rasa cemas, bingung hingga frustasi.


Istilah culture shock pertama kali dikemukakan oleh Oberg pada tahun 2005. Oberg mengatakan culture shock sebagai penyakit yang diderita individu yang hidup di luar kebiasaanya. Oberg lebih lanjut menjelaskan hal itu dipicu oleh kecemasan individu karena ia kehilangan simbol-simbol yang selama ini dikenalnya dalam interaksi sosial terutama saat individu tinggal dalam budaya baru dalam jangka waktu yang relatif lama. 

Culture shock sendiri memiliki beberapa tahapan, mulai dari :


  1. Initial Euphoria : Semua orang yang mengalami tahapan ini akan merasa antusias dengan hal baru. Periode ini dapat bertahan satu minggu hingga beberapa bulan.
  2. Irritability and Hostility : Setelah melewati beberapa waktu di sebuah kondisi baru, kita akan memulai membuka diri dengan lingkungan baru, dari sinilah muncul masalah-masalah baru meski terlihat kecil, tapi periode ini menjadi masa tersulit karena harus mampu menyelesaikan masalahnya.
  3. Gradual Adjustment : Di fase ini, kita akan merasa jauh lebih baik karena telah mampu melewati dan menyelesaikan masalah, perlahan akan merasa betah di tempat dan suasana baru.
  4. Adaption : Dengan perasaan "menerima" kita akan jadi lebih mudah beradaptasi dengan semua hal baru. Tidak mudah untuk bisa sampai di fase ini, tetapi dengan datangnya masalah baru justru kita akan terbiasa dan mulai "berdamai" dengan tata krama maupun norma sosial yang ada di sekitar.

Penyebab Culture Shock

Penyebab culture shock bisa beragam, diantaranya dapat terjadi disebakan oleh gender (jenis kelamin), usia, dukungan sosial, culture distance, kepribadian individu, kefasihan bahasa, tingkat disforia, kemampuan adaptasi, sikap penduduk setempat, pengalaman merantau. 
  • Gender : Gender atau jenis kelamin sering dikaitkan dengan culture shock, mengapa demikian? karena pada umumnya, wanita lebih rentan mengalami culture shock yang disebabkan karena dominan menggunakan emosi dibanding akal, sehingga tak jarang fase penerimaan menjadi sedikit lebih lama dibanding jika seorang pria yang mengalami culture shock. 
  • Usia : Dalam kasus ini, usia sering kali tidak bisa dijadikan patokan utama. Tahapan terakhir culture shock ialah penerimaan (adaptation), dan tidak semua usia yang sudah terbilang "matang" mampu dengan mudah menerima culture shock dengan baik.
  • Kemampuan Individu : Usia erat kaitannya dengan kemampuan individu, dan kemampuan ini tidak dapat diukur melalui angka pada usia.
  • Kefasihan Bahasa : Penyebab ini umumnya terjadi pada seorang yang mengalami perpindahan dari suatu provinsi ke provinsi lain yang berbeda bahasa dan budaya, atau dari satu negara dengan negara lain. Maka tidak heran, jika seseorang yang ingin menetap di suatu negara yang berbeda maka terlebih dahulu harus mampu menguasai bahasa setempat supaya lebih mudah melewati tahapan - tahapan culture shock

Dampak Culture Shock

Dampak yang ditimbulkan culture shock tentulah berbeda-beda, semua bergantung pada individu juga lingkungan setempat. Menurut Obreg ada enam dampak negatif yang ditimbulkan oleh culture shock :
  1. Stres yang dipicu oleh psikologis karena harus menyesuaikan diri dengan lingkungan atau suasana baru.
  2. Merasa kehilangan karena tidak ada lagi seseorang yang dekat seperti di tempat sebelumnya.
  3. Penolakan budaya lama dari lingkungan dan suasana baru
  4. Ketidakpastian atas identitas diri, merasa bingung harus menjadi siapa karena perubahan suasana
  5. Cemas akan penolakan yang dapat diterima saat berada di lingkungan baru
  6. Perasaan tidak berdaya, khawatir tidak akan mampu bertahan di suasana atau lingkungan baru.

Film Orang Kaya Baru (OKB)

Poster film
Sumber : Google

Tiba-tiba aku tertarik dengan culture shock beberapa orang setelah menonton film "Orang Kaya Baru" yang diperankan oleh Raline Shah, Lukman Sardi, Cut Mini Theo, Derby Romero dan sederet bintang lainnya yang beberapa hari lalu aku tonton. Film yang kelihatan sederhana ini ternyata mampu menyita perhatianku dengan beberapa scene "menohok" dan juga relate dengan kehidupan kita.

Film keluarga yang sangat sederhana ini sepertinya diangkat dari beberapa fenomena langsung yang ada di sekitar deh! Buktinya apa? Saya sering melihat pola tingkah begini. Hihi....

Film yang menampilkan keluarga yang hangat di awal-awal scene. Kehangatan sederhana yang ditampilkan pasti akan menyentuh hati siapa yang melihatnya. Awalnya film ini terlihat biasa, menampilkan keluarga sederhana dimana sang Bapak yang diperankan Lukman Sardi yang bekerja di bengkel kecil dan sang Ibu yang diperankan oleh Cut Mini, harus terus berjuang untuk menyambung hidup mereka di tengah kekurangan. 

Beberapa scene dari film ini menunjukkan gambaran keluarga sederhana Indonesia dimana kebiasaan makan malam bersama dengan keluarga dalam satu meja memberi sisi lain yang memberi kehangatan bagi mereka.

Seyogyanya keluarga tak mampu, pastilah permasalahan terbesar mereka ialah keuangan. Scene menyentuh yang pernah aku alami pribadi dulu kala adalah scene adik bungsu Duta (Derby Romero) yang masih duduk di bangku SMP mengalami banyak olokan dari teman - temannya karena tidak mampu mengganti sepatu miliknya. Deep dan relate banget!

Kesulitan demi kesulitan yang mereka hadapi sama sekali tidak pernah membuat mereka renggang ataupun terpecah belah, tetap mendukung dan memberi semangat adalah kebiasaan keluarga Duta.

Hingga di menit ke - 30 kita masih disuguhkan scene "hangat" keluarga Indonesia, hingga sebuah makan malam terakhir mereka menjadi scene pertanda bahwa ada sesuatu hal aneh yang disembunyikan Lukman Sardi (Bapak). 

Di saat Raline dan Derby menginginkan kehidupan yang layak, banyak uang, memiliki semuanya, Lukman Sardi berucap "Memiliki uang yang banyak tidak akan serta merta membuat kita bahagia."

See? Deep banget, 'kan? 

Scene berlanjut ke adegan Raline Shah yang sedang duduk di teras rumah dihampiri Bapaknya yang meminta dipijit. Saat itu lah Raline sadar bahwa sang Bapak telah tiada. 

Disinilah kisah berlanjut, ternyata Lukman Sardi selama ini menyimpan banyak harta untuk keluarganya jika sewaktu-waktu meninggal dunia. Hari berlanjut, scene juga berjalan menampilkan banyak sekali perubahan yang dialami oleh Duta dan keluarganya. Hal yang membuat mereka antusias dan heboh sehingga semua hal hanya dinilai dari materi saja. 

Perubahan-perubahan itu ternyata tidak berjalan lama, Lukman Sardi lewat kuasa hukumnya sepertinya mengetahui apa yang akan Duta dan keluarga lakukan dengan uang yang sangat banyak itu. Rencana berubah dan keluarga Duta jatuh miskin lagi. 

Hikmah yang Dipetik dari Film "Orang Kaya Baru"

Tidak mudah menjalani kehidupan baru yang sebelumnya belum pernah kita rasakan, apalagi ini menyangkut dengan uang. Sikap keluarga Duta yang menghambur-hamburkan uang jelas terlihat seperti seseorang yang sedang mengalami culture shock. Mereka antusias dalam satu minggu hingga akhirnya bertemu dengan masalah kecil yaitu ingin selalu dipandang, dianggap "berada" dan pantas untuk bergabung dengan orang-orang kaya lainnya. 

Mereka kalap dalam sekejap mata. Apakah akhirnya mereka dapat menerima? Mampu ke tahap adaptasi? Setelah masalah kecil yang menjadi hal baru bagi mereka terselesaikan, dan mereka jatuh miskin lagi, disini mereka mulai menyadari bahwa kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan, justru menimbulkan masalah baru. Selama menjadi orang kaya pun, tidak ada lagi kebiasaan lama yang selalu mereka lakukan yaitu makan malam bersama, semua sibuk dengan urusannya masing-masing demi memenuhi pandangan manusia lainnya. 

Culture shock yang dialami Duta dan keluarganya sangat sering kita lihat di sekitar kita. Namun, tidak semua individu mampu melewatinya hingga bertahan tanpa harus kembali ke suasana yang lama. 

Kebanyakan menikmati dengan foya-foya dan mengukur segala hal dengan uang semata. Hasilnya? mereka mungkin bisa beradaptasi namun mereka akhirnya kehilangan jati diri, kehangatan keluarga yang selama ini mereka dapatkan tanpa harus menjadi orang lain. 

Kalau diingat-ingat, banyak banget film-film Indonesia yang kini semakin berkembang mengangkat kisah sederhana namun sarat makna seperti film "Orang Kaya Baru" yang rilis tahun 2019 ini.

Jadi bangga deh dengan perfilman Indonesia. Sobat HujanPena sedang menonton film Indonesia apa nih? Sebagai anak Indonesia, yuk cintai hasil karya anak bangsa dengan menonton film -film Indonesia, ya!. 

Kalau kalian punya list film Indonesia yang bagus, boleh dong komen dibawah. Atau boleh dishare artikelnya agar lebih banyak lagi yang tertarik dengan film-film Indonesia. 




Komentar

  1. Lagi Nonton Drama Ratu Drama, nih, series yg tayang di Vidio, hihihi. Btw, aku jadi penasaran pengen nonton OKB~

    BalasHapus
  2. Pernah nonton filmnya ini. Lucu banget

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer