Mengenal Strawberry Generation

Mei 07, 2023
1 komentar
Beberapa waktu lalu, dunia parenting dihebohkan dengan istilah Sandwich Generation, di mana istilah tersebut disematkan untuk generasi yang ikut menanggung kehidupan orang lain selain dirinya. Kali ini ada lagi yang dinamakan Strawberry Generation. Apa itu?

Kalau melihat tekstur buah yang satu ini kita semua sepakat bahwa strawberry adalah buah yang memiliki tekstur lembek. Pantang kena tindihan buah - buahan lain pasti akan hancur. Begitulah perumpamaan untuk Strawberry Generation. Anak muda yang masuk dalam kategori Strawberry Generation sebenarnya memiliki kelebihan yakni mereka memiliki ide-ide cemerlang dan lebih cakap dalam bidang teknologi. Namun sayangnya, generasi seperti ini mudah sekali tumbang, menyerah, putus asa, egois, dan selalu mengandalkan orang tua ketika berhadapan dengan masalah. 

Penyebab Strawberry Generation
Pola asuh orang tua sangatlah berperan. Anak yang selalu mendapatkan perlakuan istimewa dari orang tua, dilengkapi segala fasilitasnya, diberi kenyamanan dengan alasan orang tua tidak ingin anaknya merasakan kesusahan seperti mereka dahulu juga dapat menjadi penyebab generasi kelahiran tahun 2000an menjadi generasi strawberry. Indah dari luar tetapi lembek. 

Tidak heran, ya, melihat banyak sekali anak muda sekarang yang tidak kuat mentalnya menghadapi kerasnya kehidupan. Ditegur sedikit oleh atasan langsung menciut dan mundur (resign) dari pekerjaan dengan alasan perusahaannya toxic atau pemimpinnya yang toxic. Mereka mengedepankan kenyamanan dan ingin semuanya serba instan. 

Jadi? Apa tidak boleh diperlakukan istimewa, disediakan segala kebutuhannya oleh orang tua? 
Tidak ada masalah Sobat Pena ingin memberikan yang terbaik kepada anak. Namun, perlu diingat bahwa anak mempelajari dari apa yang mereka lihat dan dengar sejak kecil. Anak juga berhak mendapat kesempatan untuk mengeksplor diri tanpa adanya bantuan orang tua agar kedepannya mereka bisa menjadi pribadi yang lebih mandiri. 

Enggak usah jauh-jauh deh saya kasih contoh, ya. Tiap tahun, para pendidik akan menghadapi beragam anak didik yang berbeda. Memiliki latar belakang keluar berbeda, latar belakang pendidikan keluarga yang berbeda pula. Akan tetapi, entah mengapa saya sebagai seorang pendidik merasa jika anak-anak kelahiran tahun 2007an ke atas memiliki mental juang yang rendah sekali. Mereka selalu menganggap "gampang" segala hal, tidak ada lagi gairah berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka cita-citakan. 

Selain itu, minimnya etika dan sopan santun juga terasa sekali perubahannya saat berhadapan dengan generasi kelahiran tahun 2007 ke atas. Mereka tak segan berlaku sesuka hatinya di depan orang yang lebih tua. Dan anehnya hal tersebut dianggap wajar oleh orang tua saat ini. 

Sepertinya ada yang mesti diluruskan dari pola asuh para orang tua serta anggapan "Parenting" yang disalah artikan. Next kita bahas apa aja sih yang salah kaprah dari ilmu parenting zaman old dan zaman now. 





Komentar

  1. Mungkinkah karena ego orangtua yang nggak ingin masa sulitnya di masa lalu terulang ke anaknya sehingga perlakukan yang diberikan selanjutnya jadi terkesan "memanjakan"? Saya memang nggak besar di generasi 2007an ke atas sih, tapi generasi saya yang sedikit lebih matang juga nggak jarang nih (semasa di kantor) mendapat sorotan yang serupa. Mungkin memang karena kemudahan hidup yang dirasakan juga sih ya makanya banyak membentuk jadi sosok yang "menyepelekan". Duh duh.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer