Harta, Tahta dan Wanita di Negeri Tercinta

Agustus 01, 2022
1 komentar

Akhir-akhir ini telingaku dipenuhi rentetan berita berjam-jam tentang nasib malang Brigadir J yang tewas di tangan rekan sejawatnya sesama polisi. Simpang siur kabar tersiar, keluarga Brigadir J meminta agar tubuh anakmya diautopsi ulang guna menjawab kejanggalan yang mereka lihat. Ada banyak luka tak wajar di tubuh Brigadir J, juga hilangnya rekaman CCTV di TKP yang semakin membuat netizen apalagi keluarga Brigadir J tanda tanya. Apa mungkin rumah mewah membiarkan CCTV rusah berhari-hari hingga dua minggu? Sungguh janggal. 

Seluruh tim investigasi diterjunkan atas perintah presiden Ir. Joko Widodo. Tim khusus dibentuk, tim forensik terus bergerak mengupayakan yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang sebenar-benarnya. 

Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan kasus ini, saya berpikir "Paling juga kasus antar polisi aja, kesalahpahaman biasa." pikirku. aku bukan tipikal orang yang suka mengoreksi apalagi mengikuti berita yang masih berputar di dunia aparat negara. Tentang kasus salah tembak, atau tentang kasus seorang polisi muda yang memiliki skandal romansa hingga berujung hilangnya nyawa. Aku tidak begitu tertarik dengan hal itu.

Namun, ada satu hal yang menggelitik. Semakin kesini semakin terkuak kabar serta fakta mencengangkan lainnya. Memang masih sebatas kabar burung, tetapi amat disayangkan jika seorang aparat negara rela mengahabisi nyawa rekan sejawat hanya karena persoalan harta dan tahta apalagi wanita. 

Semua menduga-duga, apalagi netizen Indonesia. Terlepas dari itu semua, keadilan harus tetap ditegakkan, mau dia hanya seorang brigadir yang bertugas menjadi ajudan atau tidak, keadilan harus ditegakkan. Hak Asasi Manusia harus benar-benar diaplikasikan. Jangan malah terbalik, kasus pornografi salah satu selebriti justru lolos karena memiliki bayi, alasan-alasan tak masuk akal menggunakan tameng hak asasi.

Baiklah, aku kira "drama" hanya sampai disitu saja. ternyata berselang beberapa hari, muncul kembali sebuah beritanya menyahat hati, masih dilakoni oleh aparat negara. Kali ini terang-terangan modusnya adalah karena adanya WIL (Wanita Idaman Lain) hingga rela melakukan upaya pencobaan pembunuhan kepada istri sah. hati wanita mana yang tidak terluka mendengarnya? Bahkan, percobaan ketiga kali ini percobaan pembunuhan dilakukan di depan mata anak kandungnya. Sontak mendengar berita ini hatiku bak tersayat sembilu, ngilu sekali. Bagaimana nasib bangsa kita jika aparat yang seharusnya mengayomi, melindungi masyarakat dan khususnya keluarga sendiri kini malah menjadi dalangnya. 

Saya jadi teringat sebuah pepatah, "Uang tidak merubah sifat seseorang, justru ia bertugas untuk memunculkan kembali sifat asli yang lama terpendam." 

Apakah ini semua semata karena harta, tahta dan wanita. Wallahu a'lam bishawab. Hanya Allah yang Maha Tahu segalanya. 

Miris sekaligus meringis jika mendengar kabar-kabar menyayat hati seperti ini. Apa sudah tidak ada lagi harga seorang manusia di mata manusia lainnya? Hingga sepertinya mudah sekali untuk mengambil nyawa padahal dia bukan sang pemilik nyawa. Apa sebegitu dahsyatnya fitnah akhir zaman? Hingga manusia tidak lagi dapat menilai sesuatu dengan benar? Dari sini aku belajar, bahwa sehebat apapun gelar, jabatan dan kekayaan manusia. Manusia tidak akan pernah merasa puas. Manusia akan mengambil cara apapun yang ia yakini mampu membawanya mendapatkan apa yang ia mau. 

Keserakahan manusia akan semakin menguasai dunia. Mereka yang tidak cukup puas akan selalu mencari cara untuk dapat meraih lainnya.

Saat ini, bukan hal baru bagi kita mendapatkan informasi yang sudah dikemas sedemikian mungkin sehingga merubah citra sebenarnya menjadi sebuah citra yang baru. Citra yang palsu.

Sedemikian rupa mereka menutupi kebusukannya, Tuhan selalu memiliki cara untuk membongkarnya. Balik lagi kepada kasus Brigadir J. Jujur, aku baru mengetahui berita ini di sepekan terakhir, padahal kasus ini adalah sebuah kasus lama yang dimanipulatif sedemikian rupa, mengilangkan semua barang bukti yang ada. Namun, tabir ternyata terkuak dari keluarga Brigadir J. Seperti yang sudah-sudah, viral dulu barulah diusut adalah sebuah tradisi budaya kita. Sudah kepalang malu, tim khusus pun diterjunkan.

Kabar Kompol Muslimin bagaimana? Jati dirinya sebagai dalang semua percobaan pembunuhan istri terkuak dari salah seorang pelaku yang ditugaskan menembak langsung tepat di kepala korban. Berita semakin bergulir, ia tidak kuasa menahan malu karena nyatanya sang istri masih sehat dan selamat, sedang ia jelas ditolak mentah-mentah oleh sang pujaan gelapnya. Miris.

Selain tentang keserakahan, aku belajar satu hal lagi dari dua kasus di atas. Bahwa mudah sekali bagi Allah menunjukkan siapa diri kita, apa aib kita, apa yang telah kita lakukan selama di dunia, mudah sekali.

Dari kasus yang tenggelam berhari-hari justru kini menggemparkan seluruh negeri. Siapa dalang dibalik rencana besar nan keji ini? Hanya mereka lah yang tahu.

Apapun itu, saya berdoa untuk kebaikan keluarga Brigadir J, semoga mereka mendapatkan keadilan untuk sang Putra. Dan semoga keadilan di negeri ini kembali pada kodratnya. Membela yang benar, menghukum yang salah. Jangan sebaliknya.

 

 

 


Komentar

  1. Beberapa hari lalu sempet baca berita ini di medsos tentang Kompol Muslimin yang msnbunuh istrinya (?), Pasb baca ini ternyata mereka ini kekasih gelap? Atau gimana, Kak, masih ga paham.

    Apa pun jabatan dan profesinya ya,memang uang menjadi mata pencaharian paling penting untuk zaman sekarang ini. Tapi poinnya adalah bagainana cara kita mengendalikan diri terhadap harta bahkan nafsu terhadap perasaan. Enggak mudah ternyata ya kalau udah . menyangkut harta, tahta, wanita/lelaki.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer